Characters:
- CN Blue
- Yoona SNSD
- Seohyun SNSD
- Hyuna 4minute
- Krystal f(x)
Genre: family, romance, friendship, tragedy *aku ga yakin
Rate: PG 13 *buat kata2 kasar
Krystal meneguk jus nya sambil memperhatikan keempat laki-laki yang duduk di sofa ruang televisi. Dari dapur ia bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Apalagi jika bukan tentang ‘aksi’ yang akan mereka lakukan malam berikutnya.
“Rencana bodoh apalagi sekarang.” gerutu Krystal pelan
Saat Krystal berniat untuk kembali ke kamar, salah seorang dari keempat lelaki itu masuk ke dapur dan menghalangi jalan Krystal.
“Krystal-ah..” panggil lelaki bermata sipit itu dengan nada ceria
Krystal sedikit mendongak, karena lelaki itu memang lebih tinggi darinya.
“Minggir.” Ketus Krystal
“Hei..jangan kasar begitu pada oppa.” Katanya lagi dengan lembut
“Oppa?” Krystal memutar bola matanya “Apa kau sudah gila, Kang Minhyuk?”
Lelaki yang dipanggil Minhyuk itu tertawa kecil “Kau tahu Krystal, nada dinginmu itu yang membuatku rindu.”
“Hah? Aku tidak peduli. Minggir sekarang juga atau..”
“Atau apa Krystal sayang?” potong Minhyuk
“Atau..” Krystal maju selangkah ke arah Minhyuk. Ia memegang kaos abu-abu Minhyuk dan tersenyum manis pada lelaki itu. Membuat jantung Minhyuk berdetak cepat karena ia dapat melihat wajah cantik gadis yang disukai sedari dulu dengan jarak sedekat ini.
“Atau..” kata Krystal menggantung sekali lagi
Bugh!
Terdengar bunyi hantaman keras dan disusul oleh teriakan melengking. Ketiga lelaki lainnya yang berada di ruang televisi langsung menoleh ke arah dapur. Mereka pun tertawa saat mengetahui apa yang terjadi.
“Aishh..!” keluh Minhyuk sembari memegangi perutnya yang perih akibat pukulan dari Krystal
Krystal tersenyum puas “Uuh..mianhae, O-PPA.”
Gadis itu pun berjalan meninggalkan Minhyuk, hendak kembali ke kamarnya. Saat ia melewati ruang televisi, salah seorang lelaki dari mereka memanggil namanya.
“Krystal-ah kapan mereka datang?”
Krystal yang mengerti siapa yang dimaksud lelaki itu, hanya mengendikkan bahunya.
“Mungkin dua hari lagi. Untuk apa oppa menanyakannya?”
Lelaki itu tersenyum kecil “Tidak. Aku hanya ingin memberi ‘kejutan’ pada mereka.”
“Cih. Apa oppa tidak capek membuat masalah terus dengan mereka? Ani, apa oppa tidak capek selalu dimarahi appa?”
“Appa?” Lelaki itu memebentuk ekspresi seolah tidak mengenal sosok yang disebut appa oleh Krytsal
“Aah..maksudmu Presdir yang terhormat?”
Krystal hanya mampu menghela nafas. Ia sudah tahu kalau akan seperti inilah tanggapan dari kakak kandungnya itu.
“Terserah sajalah.”
Lelaki itu bangkit dari sofa dan menepuk pelan kepala Krystal dengan lembut “Kau tahu Krystal, seorang Jung Yonghwa menyesali semua takdirnya, kecuali memiliki adik sepertimu. ”
Krystal menarik tangan kakaknya itu dari atas kepalanya “Kau tahu Yonghwa oppa, seorang Jung Krystal menyesali semua takdirnya, terutama memiliki kakak sepertimu.”
Lelaki bernama Yonghwa itupun tertawa. Ia terbiasa dengan kata-kata ketus dari Krystal. Tapi ia tahu kalau adiknya itu menyayangi dirinya, sama sepertinya.
“Tidurlah. Besok jangan sampai terlambat sekolah.”
“Hmm..” jawab Krystal dengan malas sembari masuk ke kamarnya
==================================================================================
Yoona dan Jiwoon, tunangannya, tengah menikmati makan malam di restauran mahal. Jiwoon sengaja menyewa restauran itu hanya untuk mereka berdua. Namun sayangnya, Yoona terlihat tidak berminat, sama seperti makan malam sebelumnya. Bukan karena Yoona tidak suka pada makanan yang disajikan, tapi karena lelaki yang duduk di hadapannya itulah.
“Kenapa tidak dimakan, honey?” tanya Jiwoon karena melihat Yoona yang sedari tadi hanya mengaduk-aduk makanannya
“Honey..cih..” gumam Yoona risih
“Apa?”
Yoona menggeleng.
“Kupesankan menu yang lain.” Kata Jiwoon tanpa menanya pendapat Yoona
Inilah salah satu hal yang Yoona benci dari lelaki itu. Disamping sifatnya yang suka mengumbar kekayaan, Jiwoon adalah tipe lelaki yang seenaknya mengatur orang-orang di sekitarnya, termasuk Yoona.
Seorang waiter datang menghampiri meja mereka berdua. Sementara Yoona kembali sibuk mengaduk-aduk makanannya. Ia tampak tak peduli dengan kehadiran waiter tersebut.
“Baik, Tuan. Pesanan Anda akan segera kami antarkan.”
Setelah Waiter itu pergi, Jiwoon kembali mengajak Yoona bicara.
“Honey, apa kau melihat wajah waiter itu tadi? Aku sepertinya pernah bertemu dengannya.”
Yoona tidak menjawab. Ia tidak peduli siapapun yang dibicarakan Jiwoon. Ia kemudian meletakkan garpu dan pisaunya.
“Aku ke toilet.” Kata Yoona
Tanpa menunggu jawaban dari Jiwoon, gadis itu pergi ke toilet. Cukup lama Yoona berdiam disana. Bukan karena apa-apa, sekedar mengulur waktu agar dirinya tidak terlalu lama bersama Jiwoon. Setelah dirasa cukup, Yoona pun keluar. Namun saat mencapai pintu toilet, Yoona melihat sesosok lelaki yang ia rasa pernah ia temui sebelumnya. Lelaki dengan seragam waiter itu bersandar di dinding yang menghadap toilet. Kedua tangannya berada di saku celananya. Kepalanya tertunduk memandangi lantai.
Yoona menggeleng pelan “Mungkin perasaanku saja.” Pikirnya
Namun saat lelaki itu mendongak dan tersenyum pada Yoona, tubuh gadis itu seketika membeku. Apa yang dipikirkannya tadi benar, mereka pernah bertemu. Lelaki itu, Yoona yakin adalah lelaki berjaket hitam yang beberapa malam lalu merusak mobil Jiwoon.
“Kau..”
Lelaki itu mengangguk “Jadi kau mengingatku..” Ia pun melangkah maju mendekati Yoona
Yoona menatap lelaki itu tidak percaya. Ia pikir dirinya tidak akan bisa lagi bertemu dengan seseorang yang dianggapnya sebagai sosok istimewa itu.
“Tadi kupikir kau tidak mengenaliku.” Ucap lelaki itu
Yoona mengernyit “Tadi?”
“De. Saat kekasihmu memanggilku untuk memesankanmu menu lain.”
“Aah..” Yoona mengerti maksud lelaki tersebut
“Aku tidak memperhatikan tadi. Dan lagi, dia bukan kekasihku.”
Lelaki itu tersenyum “Lalu?”
“Tunangan. Maksudku aku tidak menyukainya. Kami hanya..” Yoona menghela napas “Kurasa kau tahu apa maksudku.”
Lelaki itu mengangguk. Senyuman masih menghias di wajah tampannya.
“Begitu.. Ah ya boleh aku tahu namamu?”
Yoona memberikan anggukan “Im Yoona. Atau panggil saja aku Yoona.”
“Yoona..nama yang cantik.” pujinya
“Terima kasih. Dan kau?”
“Lee Jonghyun. Hmm..baiklah Yoona, kusarankan kau segera kembali ke meja. Sepertinya tunanganmu cemas menunggumu.”
Yoona sedikit kecewa mendengarnya. Ia masih ingin mengobrol dengan lelaki bernama Jonghyun itu.
“Yoona?” panggil Jonghyun lagi saat Yoona sudah berbalik
“De?”
“Kafe Scarlette, jam 5 sore. Aku akan sangat senang kalau kau bisa datang kesana besok.”
Yoona tidak bisa menyembunyikan kesenangannya. Ia mengangguk sembari tersenyum.
==================================================================================
Seperti biasanya Yonghwa menolak untuk menggunakan mobil dan lebih memilih bus umum untuk menuju kampusnya. Karena jarak kampus cukup jauh dari rumahnya, Yonghwa memanfaatkan waktu perjalanan untuk tidur sebentar. Ya, lelaki itu tidak memiliki waktu banyak di malam hari karena harus melakukan ‘tugas’ nya bersama CN Blue.
Setelah menarik hoodie untuk menutupi kepalanya, Yonghwa pun memejamkan mata. Tapi baru beberapa menit, ia terbangun karena suara gaduh yang mengagetkannya. Beberapa langkah dari tempat duduknya, seorang gadis dengan raut kebingungan tengah merapikan susunan benda yang Yonghwa duga adalah maket. Yonghwa berniat membantu gadis itu tapi saat melihat wajah gadis itu dari samping, ia pun mengurungkan niatnya. Yonghwa tersenyum sendiri, lalu kembali memejamkan matanya.
==================================================================================
Dengan langkah terburu-buru Seohyun menuju halte bus. Beberapa kali ia memeriksa arlojinya. Sepuluh menit lagi ia akan terlambat, begitu pikirnya. Di tangannya terdapat maket yang ia sangga. Maket yang merupakan tugas dari salah satu mata kuliahnya. Yang karena benda itulah sekarang dirinya terlambat karena semalam ia mengerjakannya hingga larut malam.
Dari kejauhan Seohyun melihat kedatangan bus yang melewati kampusnya. Ia mempercepat langkahnya agar tidak tertinggal bus tersebut. Sampai di bus, Seohyun mencari tempat duduk yang kosong, yaitu di sebelah lelaki yang memakai hoodie hitam. Kurang beberapa langkah ke tempat duduk tersebut, bus mengerem secara mendadak. Karena Seohyun tidak berpegangan pada apapun, iapun terjatuh. Maket yang ia kerjakan susah-susah juga ikut terjatuh. Gadis itu merutuki dirinya sendiri yang ia anggap ceroboh. Dengan sembarangan, iapun menyusun kembali maket itu. Ia berniat akan membenarkan letaknya setelah duduk.
Beberapa kali Seohyun menggerutu saat membenahi maketnya. Tanpa ia sadari, lelaki dengan hoodie hitam yaitu Yonghwa, memperhatikannya diam-diam sedari tadi.
“Aiishh..jinca..” gerutu Seohyun sendiri
Yonghwa tersenyum kecil. Baru ia sadari kalau gadis yang ia selamatkan dari pemabuk beberapa hari lalu, sangatlah cantik. Mendadak Seohyun menoleh ke arah jendela di samping Yonghwa, Yonghwa pun langsung menunduk lagi dan memejamkan mata.
“Omo! Bukankah ini daerah setelah kampus? Aah..otokhae?!”
Seohyun langsung berdiri dan berhenti di halte depan. Yonghwa memperhatikan kebingungan Seohyun sambil tertawa sendiri.
“Jashik..dasar gadis itu..”
I don’t know you but I want you
All the more for that
Yonghwa menengok ke asal suara itu yang berada di dekat sneakersnya. Sebuah handphone dengan case merah muda berdering nyaring. Di layarnya tertulis adanya pesan masuk. Yonghwa mengernyit heran. Ia menduga kalau gadis di sampingnya tadi tidak sengaja menjatuhkan handphonenya. Ia pun meraih handphone tersebut dan membuka pesan itu.
From: Lizzy
Seohyunnie..dosennya sudah datang. Kau dimana??
Yonghwa tertawa kecil. Kemudian memasukkan handphone tersebut ke dalam sakunya.
“Seohyun..”
Dan Yonghwa kembali memejamkan matanya.
==================================================================================
Hyuna meletakkan bunga krysan di atas batu nisan orang yang paling ia kasihi. Gadis itu menghapus air matanya yang mengalir setiap kali menadatangi makam ibunya.
“Bagaimana kabar umma? Apa..” Hyuna kembali mengahapus air matanya
“Apa umma baik-baik saja disana?”
Hyuna mengusap batu nisan yang menuliskan nama ibunya dengan penuh sayang. Ia benar-benar merindukan sosok itu.
“Kalau saja itu tidak terjadi dulu..”
Terdapat penyesalan dan kebencian dari ucapan Hyuna. Meskipun lima tahun telah berlalu, tapi Hyuna tidak bisa melupakan kejadian yang merenggut nyawa ibunya.
“Sekarang aku tahu umma. Aku sudah menemukan cara untuk menghancurkannya.”
Kejadian yang juga membuat hidupnya berbalik seketika. Yang menurutnya terjadi karena ulah seseorang di masa lalunya. Air mata Hyuna semakin deras karena memori itu.
“Aku..” Hyuna menghapus air matanya dengan sedikit kasar
“Aku akan membalas perbuatan Jungshin dan keluarganya untuk umma dan juga..appa. Aku janji, umma..”
Dan hujan pun turun.. Membasahi tanah pemakaman yang sunyi, meredam tangis kesedihan Hyuna.
==================================================================================
Seorang lelaki memerhatikan Hyuna dari dalam mobil yang terpakir tak jauh dari daerah pemakaman. Samar-samar ia bisa melihat gadis itu menangis di depan makam ibu Hyuna, seseorang yang juga lelaki itu hormati.
Lelaki itu menghela napas panjang. Kenangan buruk kembali melintas di pikirannya. Tentang dirinya, Hyuna, dan orang tua mereka. Kejadian yang membuat hubungan mereka menjadi berantakan.
“Kenapa kau juga harus membenciku, Hyuna? ” kata lelaki itu lirih
Terlihat sorot kesedihan dari kedua matanya yang masih mengawasi Hyuna.
“Tuan muda Jungshin..” panggil laki-laki paruh baya yang duduk di balik kemudi
Lelaki bernama Jungshin itu mengerti “De. Kita pulang sekarang.”
Dan hujan pun turun.. Seiring laju mobil yang membelah jalan, menggali penyesalan Jungshin sekali lagi.
Tbc –
Tidak ada komentar:
Posting Komentar