Rabu, 23 November 2011

Invisible

Title : Invisible
Author : Summer Cho (@chosm96)
Main Casts : Kim Sunggyu, Kim Myungsoo a.k.a L, Nam Woohyun, Lee Sungyeol
Other Casts : Other INFINITE’s members, Kim Sunghee a.k.a Author, Jung Haerin (OC)
Genre : school live, friendship, angst, AU
Rating : PG13~
Length : Oneshoot
Disclaimer : all casts except L and Sunggyu isn’t mine, but L, Sunggyu, and the plot is mine 
Cover by : Fai신이Kevin@ffindo
Nb : Semuanya Author’s Point of View

Another Oneshoot from me, sepertinya mulai sekarang aku bakal publish oneshoot-twoshoot, ngebayangin sekolah ke depan pasti sibuk, mohon dimaklumi yaa J
Oh iya walaupun terlambaat, minal aidzin wal faidzin yaa, maafin kalo saya punya salah sama readers semua ^^
Oke, selamat membaca  *bow bareng L*
# # # # #
“Annyeong yeorobeun, naneun Kim Sunggyu imnida. Bangapseumnida!” namja itu membungkukkan badannya didepan kelas.
“Sunggyu-ssi, silakan duduk disamping Nam Woohyun.” Namja yang bernama Sunggyu itu mengangguk lalu berjalan menuju bangku kosong yang ada ditengah-tengah kelas. Seorang namja yang duduk disamping kanannya tersenyum ramah.
“Annyeong, Sunggyu-ssi. Kim Myungsoo imnida.” Sapanya ramah, tanpa sadar Sunggyu membalas senyum namja itu.
# # # # #
“Igeo.” Sunggyu menoleh dari ponselnya. Myungsoo berdiri didepan bangkunya seraya menyodorkan sekaleng soft drink.
“Untukku?” Myungsoo mengangguk lalu soft drink tersebut berpindah tangan. “Trims.”
Myungsoo melangkah keluar kelas tanpa berkata apapun.
# # # # #
“Damn! Aku lupa bawa kamus!” umpat Sunggyu ketika menyadari kamus bahasa Prancis-nya tertinggal dirumah. Park songsaenim yang terkenal killer itu pasti akan menghukumnya!
Tiba-tiba sebuah kamus mendarat di atas meja Sunggyu. Namja itupun menoleh ke kanan. Myungsoo tersenyum tipis padanya.
“Aku bawa dua.”
“Trims, Myungsoo-ssi!”
# # # # #
“Kau tidak pulang?” tanya Sunggyu ketika mendapati hanya ia dan Myungsoo yang tersisa dikelas.
“Anni. Nanti saja.” Jawab Myungsoo tanpa berpaling dari buku yang sedang dibacanya.
“Aku duluan ya, annyeong!”
“Annyeong!” mereka saling melambaikan tangan tanpa mengetahui seseorang yang tengah mengamati mereka.
# # # # #
Namja yang bernama Woohyun itu diam mematung didepan pintu kelas. Sunggyu melewatinya begitu saja. Mendadak ia lupa tujuannya kembali ke kelas. “Err, besok saja deh.” Gumamnya begitu melihat suasana kelas yang sepi dan kejadian yang sempat dilihatnya tadi. Iapun melangkah ke tempat parkir sambil berpikir.
Tadi ia mendengar Sunggyu berbicara dengan seseorang didalam kelas. Namun, didalam kelas itu tidak ada orang lain selain Sunggyu. Woohyun mengerutkan keningnya.
“Aneh.” Gumamnya perlahan.
“Apa kejadian itu terulang lagi?” tanyanya pada diri sendiri.
# # # # #
“Kau tau anak baru yang bernama Kim Sunggyu itu?” tanya Sungyeol pada namdongsaeng-nya, Sungjong, yang duduk disampingnya.
“Teman sekelas hyung itu, kan? Waeyo?” tanya Sungjong tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel kesayangannya.
“Dia aneh. Aku sering melihatnya berbicara sendiri.” Komentar Sungyeol yang tetap fokus menyetir.
“Jeongmal? Apa persis seperti kejadian yang lalu?” tanya Sungjong penasaran.
Hyung-nya mengangguk perlahan. “Sepertinya ia kembali…”
# # # # #
Seisi kelas mendadak hening ketika Sunggyu memasuki ruangan. Ia tersenyum pada beberapa yeoja yang menyapanya lalu duduk dibangkunya. Ia menghela nafas panjang lalu membuka tasnya.
“Err, Sunggyu-ssi.” Ia menoleh ke depannya. Seorang namja yang ia ketahui bernama Dongwoo itu tersenyum aneh padanya.
“Ada apa?” tanya Sunggyu ramah. Dongwoo menggeser kursinya hingga lebih dekat ke meja Sunggyu.
“Apa kau sudah mendapat kelompok untuk praktek besok?”
“Belum. Tapi aku berencana untuk satu kelompok dengan Myungsoo.” Jawab Sunggyu santai. Dongwoo mengerutkan kening.
“Myungsoo?” tiba-tiba beberapa murid yang ada dikelas itu menoleh pada mereka, termasuk Woohyun dan Sungyeol. “Ahh, kebetulan kelompokku kurang dua orang! Kau bisa masuk ke kelompokku bersama Myu..Myungsoo jika kau mau.” Tawar Dongwoo agak gugup. Seisi kelas menjadi hening kembali, menunggu jawaban Sunggyu.
“Entahlah, tunggu Myungsoo datang dulu. Nanti aku akan memberitahumu.”
“Oke.”
Sunggyu merasa seisi kelas memperhatikannya, dan ketika ia mendongak, semua kembali ke kegiatannya masing-masing, kecuali Sungyeol yang tetap memandang Sunggyu yang hanya berjarak beberapa bangku darinya.
“Maafkan uri Myungsoo, Sunggyu-ssi.” Gumamnya lirih.
# # # # #
“Apa kau sudah dapat kelompok untuk praktek besok?” tanya Sunggyu pada Myungsoo yang tengah menelungkupkan kepalanya di atas meja.
“Belum. Kau?”
“Aku juga belum. Ayo kita bergabung ke kelompok Dongwoo, ia juga mengajakmu!” seru Sunggyu bersemangat. Kebetulan, seisi kelas sedang istirahat diluar, kecuali Sunggyu dan Myungsoo.
“Hmm, boleh juga.”
“Kalau begitu ayo kita cari Dongwoo!” ajak Sunggyu seraya bangkit dari duduknya. Namun, Myungsoo menggeleng lemah.
“Kau saja. Aku lelah.”
Sunggyu diam memandang Myungsoo. Wajah namja itu selalu pucat sejak pertama kali ia mengenalnya. Iapun melihat Myungsoo tidak pernah berbicara dengan teman-teman sekelas lainnya. Hanya padanya, hanya padanya ia berbicara.
“Keurae. Kalau begitu aku pergi dulu.”
# # # # #
“Apa benar Kim Sunggyu menyebut nama Myungsoo tadi?” tanya namja yang bernama Howon. Kini ia tengah berkumpul bersama Dongwoo, Woohyun, dan Sungyeol.
“Aku tidak salah dengar! Ia benar-benar menyebut nama itu!” seru Dongwoo dibalas anggukan oleh Woohyun.
“Aku juga dengar begitu, jelas sekali ditelingaku.” Dukungnya seraya melirik ke arah Howon.
“Kenapa ia kembali? Bukankah ia sudah menghilang sejak 6 bulan yang lalu?” tanya Sungyeol heran. Yang lain hanya mengangkat bahu.
“Mungkin karena kawannya yang dulu bukan orang yang dicarinya.” Tebak Howon.
“Err, annyeong yeorobeun!” mereka menoleh ke asal suara. Sunggyu tersenyum pada mereka. “Dongwoo-ssi, aku dan Myungsoo akan bergabung ke kelompokmu.”
“Ah, baguslah. Berarti kita berlima satu kelompok sekarang.” Ujar Dongwoo santai. Sunggyu mengerutkan keningnya.
“Berlima? Bukannya berenam?”
“Eh, maksudku berenam! Ahahahaha, aku lupa kalau Howon juga dikelompokku!” seru Dongwoo untuk mengalihkan kesalahannya. Howon menjitak kepalanya.
“Kejam sekali, kau melupakanku, huh?” protes Howon yang hanya berpura-pura. Ia tau maksud sebenarnya.
“Oke, kalau begitu aku ke kelas dulu ya. Myungsoo sendirian disana, annyeong!” Sunggyu melambaikan tangan pada keempat namja itu lalu pergi.
“Tidak salah lagi, dia memang benar-benar kembali.”
# # # # #
Dongwoo, Howon, Sungyeol, dan Woohyun berkali-kali mengerutkan keningnya mendengar nama Myungsoo disebut-sebut oleh Sunggyu. Mereka tengah melakukan praktek di lab.
“Sunggyu-ssi, bisa ikut aku sebentar?” seru Woohyun tiba-tiba. Sunggyu mengangguk lalu mengikuti namja itu keluar lab.
“Kita mau kemana, Woohyun-ssi?”
“Igeo.” Woohyun menyodorkan selembar foto yang baru saja dikeluarkan dari dompetnya. Sunggyu menerima foto itu dengan ragu. Ia sedikit terkejut melihat foto tersebut. Itu foto Woohyun bersama seorang namja yang selama ini bersamanya, hanya saja berbeda warna rambut, Kim Myungsoo.

“Ini? Untuk apa kau menunjukkan ini padaku?”
“Ini foto kami waktu kelas 2. Kami sangat dekat waktu itu.” Woohyung memulai penjelasannya tanpa memedulikan pertanyaan Sunggyu. “Myungsoo yang dulunya selalu ceria, entah kenapa jadi pemurung waktu itu.”
# Woohyun’s Flashback #
“Myungsoo-ah, waeyo?”
“Ya! Myungsoo-ah, kau tidak seperti biasanya!”
“Ayo cerita pada kami, ada masalah apa?”
“Eommaku bilang, kalau appaku bukanlah appa kandungku.”
“Mwo?!”
“Waktu aku berumur 1 tahun, eomma bercerai dengan appa kandungku, lalu ketika umurku 2 tahun, beliau menikah dengan appaku yang sekarang.”
“Lalu?”
“Eomma bilang, aku sebenarnya memiliki saudara kembar.”
“Mwo?! S–saudara kembar?!”
“Ne. Tapi, eomma tidak memberitahuku namanya dan wajahnya seperti apa. Sekarang ia tinggal bersama appa kandungku.”
# End Woohyun’s Flashback #
“Saudara kembar?” tanya Sunggyu bingung. Woohyun mengangguk lalu menundukkan kepalanya.
“Sejak saat itu ia selalu mencari dimana keberadaan saudara kembarnya itu, sampai ia sakit.” Woohyun menghela nafas lalu menoleh pada Sunggyu. “Kau ingin tau apa yang terjadi pada Myungsoo?” Sunggyu menatap Woohyun ragu, namun ia menganggukan kepalanya perlahan. “Myungsoo tiba-tiba sesak nafas ketika ia sedang mencari informasi tentang saudara kembarnya itu, aku dan Sungyeol langsung membawanya ke rumah sakit. Ia tidak sadarkan diri selama seminggu.”
Mereka duduk dibangku taman belakang sekolah yang sepi saat itu. Tentu saja, semua tengah mengikuti kegiatan pembelajaran. “Ketika Myungsoo sadar…”
# Woohyun’s Flashback #
“Myungsoo-ah!”
“Ya! Kim Myungsoo! Kau sudah sadar?!”
“Woohyun? Sungyeol?”
“Syukurlaaah! Kami semua mengkhawatirkanmu!”
“Lho? Ada Dongwoo dan Howon juga?”
“Annyeong, Myungsoo-ah! Syukurlah kau sudah sadar!”
“Mereka berdua tidak pernah konsentrasi belajar karena memikirkan keadaanmu!”
“Howon! Diam!”
“Aigoo, kalian ini. Harusnya kalian fokus belajar, tak usah pedulikan aku.”
“Aku dengar dari eommamu, kalau….”
“Ne. Hidupku tidak lama lagi.”
“Myungsoo-ah…”
“Hajiman, aku tidak akan tenang kalau aku belum menemukan saudara kembarku.”
“Ya, Kim Myungsoo…, neo..”
“Jangan bantah aku lagi, Sungyeol-ah! Tekadku untuk menemukannya sudah bulat!”
“Tapi pikirkan kondisimu.”
“Aku tidak peduli!”
# End Woohyun’s Flashback #
“Lalu, apa yang terjadi pada Myungsoo?” tanya Sunggyu semakin penasaran. Woohyun mengedipkan matanya, membuat airmata yang sejak tadi dibendungnya, mengalir.
“Myungso…dia….”
“Tidak mungkin….”
“Sunggyu-ssi, kau harus percaya! Myungsoo yang selama ini bersamamu itu tidak nyata! Ia hanya roh, hanya roh, Sunggyu-ssi…..”
“Andwae! Myungsoo nyata! Aku bisa menyentuhnya! Geojitmal!” bantah Sunggyu kesal. Perlahan airmatanya mengalir.
“Aku berani bersumpah, Sunggyu-ssi. Ini pernah terjadi 6 bulan yang lalu… Waktu itu, ada seorang yeoja, namanya Kim Sunghee. Kupikir itu benar-benar saudara kandungnya, karena Myungsoo menghilang sejak Sunghee pindah keluar negeri. Tapi tidak kusangka, ia kembali kemari.”
“Tidak mungkin…” Sunggyu tetap menyangkal. Namja disampingnya itu menghembuskan nafas lalu mengusap wajah.
“Dulu aku dan Sungyeol masih bisa melihatnya, tapi, entah kenapa, kali ini kami tidak dapat melihatnya lagi. Apa mungkin Myungsoo marah pada kami?” tanyanya seraya menatap langit yang menampakkan beberapa gumpalan awan putih.
Sunggyu tidak mampu menahan airmatanya lagi, ia menunduk. “Padahal aku ingin Myungsoo pergi dengan tenang, karena seperti ini hanya akan membuatnya menderita. Myungsoo sudah kuanggap dongsaeng, aku menyayanginya! Apa yang harus kulakukan, Sunggyu-ssi?” seru Woohyun seraya memejamkan mata. Airmatanya mengalir cepat.
“Kenapa dia mencari saudara kembarnya dikelas yang ada kau dan Sungyeol? Kenapa ia tidak mencarinya ditempat lain?” tanya Sunggyu meminta penjelasan.
“Waktu aku masih bisa melihatnya, ia bilang kalau ia merasa saudara kembarnya itu akan bersekolah disini. Ditempat yang sama denganku dan Sungyeol.”
“Uri Myungsoo…tolong maafkan dia, Sunggyu-ssi.” Kedua namja itu menoleh ke asal suara. Sungyeol berdiri tidak jauh dari mereka. Ia terisak.
“Tolong maafkan dia karena sudah mengganggumu, Sunggyu-ssi…”
# # # # #
“Aku sudah tahu semuanya, Kim Myungsoo.” Seru Sunggyu datar pada namja yang duduk disampingnya.
“Hmm, Woohyun yang memberitahumu, kan? Akhirnya ketahuan juga.” Balas Myungsoo cuek seraya memasukkan alat tulisnya ke dalam tas. “Bisakah kau membantuku?”
“Kita lihat saja nanti.”
# # # # #
Sungyeol tersenyum miris melihat Sunggyu berbicara sendiri didalam kelas yang sudah kosong itu. Iapun berbalik dan mendapati dongsaeng-nya yang sedang memandangnya, Sungjong.
“Hyung, waeyo?”
“Anniyo. Ayo pulang.” Ajak Sungyeol seraya menarik lengan dongsaeng-nya itu.
“Hyung, bagaimana dengan teman baru hyung yang bernama Kim Sunggyu itu? Apa dia sudah mengetahuinya?” tanya Sungjong tiba-tiba. Sungyeol menoleh sejenak kearah Sungjong lalu melanjutkan langkahnya.
“Ne, dia sudah mengetahuinya.”
“Jeongmal?! Lalu, bagaimana reaksinya?” Sungyeol mendorong Sungjong masuk ke mobil lalu ia masuk dari sisi lainnya.
“Tutup mulutmu, jangan tanya apa-apa lagi.” Seru Sungyeol tajam. Sungjong bungkam dibuatnya.
# # # # #
Sunggyu menghampiri seorang namja paruh baya yang tengah sibuk dengan berbagai file ditangannya. Ia jadi ragu untuk melanjutkan langkahnya, karena ia tau kedatangannya akan mengganggu aktivitas namja itu.
“Appa.” Panggil Sunggyu hati-hati. Namja yang dipanggil appa itu mendongak.
“Sunggyu? Ada apa kemari? Ayo duduk!” seru namja itu ramah. Sunggyu pun duduk berhadapan dengannya yang tetap sibuk dengan file-file tersebut. Namja itu mengangkat telepon dimejanya lalu menekan sebuah tombol.
“Mrs. Jang? Bisa kau bawakan minuman dingin ke ruanganku? Kau tau sendiri kan kalau hari ini sangat panas? Untuk anakku, tolong cepat sedikit, Mrs. Jang.” Namja itupun memutuskan line telepon dan menoleh kearah Sunggyu. “Tumben sekali kau kesini.”
“Err, entah kenapa, aku ingin bertemu appa, hehe!” Sunggyu mencoba bercanda. Tuan Kim tersenyum lalu menyimpan berkas.
“Kau mau jalan-jalan? Hanya untuk appa dan anak.” Ajak Tuan Kim bersemangat.
# # # # #
“Apa kau tidak bosan jalan-jalan bersamaku?” tanya Tuan Kim tiba-tiba ketika Sunggyu tengah menikmati Ice Coffee-nya.
“Anniyo. Kenapa kau bertanya begitu, appa?”
“Yah, apakah kau tidak menginginkan seorang eomma baru atau saudara baru, tidakkah kau menginginkan itu?” tanya Tuan Kim membuat kening Sunggyu berkerut. Kenapa Tuan Kim bertanya seperti itu?
“Apa appa menyukai seseorang?”
“Anni, hanya saja, aku heran melihatmu yang betah-betah saja hidup berdua dengan appa-mu ini. Apakah kau tidak merasa kesepian?” Sunggyu menatap Tuan Kim heran. Tidak lama kemudian ia menggeleng.
“Anni. Aku tidak menginginkan siapapun. Tapi, aku ingin mengetahui sesuatu.” Jawab Sunggyu tegas. Tuan Kim memiringkan kepalanya.
“Apa yang ingin kau ketahui, nak?”
“Apa aku mempunyai saudara, appa?” tanya Sunggyu to the point. Sunggyu dapat menangkap ekspresi terkejut appa-nya.
“S –saudara? Maksudmu…”
“Saudara kembar, appa.”
“Darimana kau mengetahuinya?” tanya Tuan Kim membuat Sunggyu tersentak.
“Aku benar-benar mempunyai saudara kembar, appa? Apa itu benar?! Apa saudaraku itu bernama Kim Myungsoo?!”
“Ne, dia bernama Kim Myungsoo. Tapi darimana kau mengetahuinya, nak?” tanya Tuan Kim bingung. Sunggyu mengepalkan tangannya.
“Dia mendatangiku…” jawab Sunggyu lirih.
“Tidak mungkin, dia sudah…”
“Aku tau! Myungsoo sudah tidak ada, dia sudah meninggalkan dunia ini, tapi aku bersungguh-sungguh, ia mendatangiku!” seru Sunggyu berusaha menahan airmatanya. “Ia menjadi orang pertama yang kukenal dikelas baruku, dia yang selalu perhatian padaku, ia selalu muncul di area sekolah. Itu roh Kim Myungsoo, appa. Saudara kembarku..” Tuan Kim tersentak mendengarkan penjelasan Sunggyu. Sunggyu pun menceritakan semuanya, semua yang ia tahu dan yang ia ketahui dari Woohyun dan Sungyeol. Tuan Kim juga berusaha menahan tangis.
“Tengah malam, eommamu datang ke rumah. Waktu itu kau sudah tidur. Dia memelukku sambil menangis, ia bilang, kalau saudara kembarmu itu sudah tiada. Aku benar-benar terpukul waktu itu. Aku merasa bersalah padamu karena tidak memberitahukanmu. Mianhae, Sunggyunie..”
Sunggyu menggigit bibir bawahnya. “Appa, bolehkah aku bertemu dengan eomma?”
“Mwo?”
# # # # #
Ting Tong
“Nuguseyo?” seru seorang yeoja paruh baya seraya membuka pintu. Yeoja itu terkejut ketika melihat Tuan Kim dan Sunggyu. “Ah –Sunggyu?”
“Eomma.” Mereka pun berpelukan. Ini pertama kalinya Sunggyu melihat wajah eomma-nya yang juga eomma Myungsoo.
“Jagi, nuguya?” tiba-tiba seorang namja keluar dari dalam rumah, ia tersentak melihat dua orang berpelukan didepan rumahnya.
“Ah, jagiya, kenalkan, ini Sunggyu, saudara kembar Myungsoo.” Ujar yeoja itu seraya menunjuk Sunggyu, mereka pun berjabat tangan. “Dan, kau pasti sudah bertemu dengannya kan.” Ujarnya lagi seraya melirik Tuan Kim, mereka saling membungkuk.
“Jadi benar Myungsoo adalah saudara kembarku?”
“Iya, nak. Aku menyesal tidak memberitahukan ini pada Myungsoo sebelum ia pergi. Kini, semua sudah terlambat.”
# # # # #
“Sunggyu-ssi!” panggil Woohyun yang melihat Sunggyu celingukan. Namja yang dipanggil pun menoleh.
“Waeyo?”
“Sedang apa kau?” tanya Woohyun keheranan. Sunggyu tersenyum tipis.
“Mencari Myungsoo, dia tidak datang.” Jawab Sunggyu lesu.
“Jeongmal? Jangan bilang kalau….” Woohyun tidak melanjutkan kata-katanya karena ia melihat seorang namja masuk ke kelas saat Kang songsaenim sedang berbicara didepan. Namja itu melewati Kang songsaenim dan beliau pun nampak tidak melihatnya. Namja itupun duduk disamping Sunggyu.
“Myungsoo-ssi! Kau sudah datang?” tanya Sunggyu bersemangat. Namja yang dipanggil Myungsoo itu hanya tersenyum sekilas lalu mengeluarkan alat tulisnya.
“M –Myungsoo?” seru Woohyun tidak percaya, namja itupun menoleh padanya, lalu tersenyum. Ia bisa melihat Myungsoo!
“Woohyun-ssi, Myungsoo sudah datang!”
“Sunggyu-ssi, aku bisa melihatnya.”
“MWO?!”
Seluruh pasang mata menoleh pada Sunggyu dan Woohyun. “Ada masalah, Tuan Kim?” tanya Kang songsaenim sambil melipat tangan. Mereka menggeleng cepat.
“Anniyo, songsaenim. Lanjutkan pelajarannya.” Jawab Sunggyu takut-takut. Murid-murid yang lainpun kembali memerhatikan penjelasan Kang songsaenim. “Kau serius?”
“Dia bisa melihatku, Sunggyu.” Seru Myungsoo datar. Ia tersenyum pada Woohyun. “Apa kabar, Hyun-ah?”
“M –Myung-ah! Kenapa aku bisa melihatmu lagi?” tanya Woohyun kebingungan.
“Molla. Bukan aku yang mengaturnya.” Jawab Myungsoo setelah mengangkat bahu.
# # # # #
Kelima namja tengah berkumpul disalah satu meja yang ada dikantin. Mereka sibuk memakan makan siang mereka sambil mengobrol. Mereka tidak lain adalah Sunggyu, Woohyun, Sungyeol, Howon, dan Dongwoo.
“Woohyun-ssi, apa aku harus memberitahu Myungsoo?” tanya Sunggyu tiba-tiba.
“Beritahu apa?”
“Kau pasti senang bisa melihat Myungsoo lagi, tapi aku sudah menemukan jawaban untuk masalahnya. Jadi, apa aku beritahu sekarang, atau aku membiarkanmu untuk lebih lama bersama Myungsoo dulu baru memberitahunya?” jelas Sunggyu panjang lebar.
“Jeongmal? Kau sudah tau?” tanya Dongwoo tidak percaya.
“Sunggyu-ssi, jangan bercanda!” seru Sungyeol nampak tidak peduli.
“Aku serius, aku sudah menemukan jawabannya.”
“Jadi, bagaimana?” tanya Howon memecah keheningan diantara mereka.
Woohyun menghela nafas dan melirik Sungyeol. Yang dilirik malah menoleh kearah lain.
“Beritahu saja.” Jawabnya datar. “Aku kan sudah bilang kalau aku tidak ingin Myungsoo seperti ini, ini hanya akan membuatnya menderita.”
“Jadi, apa benar kau saudara kembar Myungsoo?” Sunggyu memandang Sungyeol yang bertanya, lalu mengangguk.
“Ne. Aku, Kim Sunggyu benar-benar saudara kembar Kim Myungsoo. Aku sudah menanyakannya pada appaku, bahkan beliau juga membawaku pada eomma Myungsoo.”
Kelima namja itu mendadak diam mencerna penjelasan Sunggyu. Ketika bel berbunyi, mereka kembali ke kelas bersama-sama. Sesampainya dikelas, Sunggyu dan Woohyun tidak melihat Myungsoo. Bahkan, tasnya pun tidak ada.
“Kemana dia?” tanya Woohyun yang berhenti didepan pintu kelas.
“Nugu?” tanya Howon bingung.
“Myungsoo, dia tidak ada.” Jawab Sunggyu yang sama kagetnya dengan Woohyun. “Tasnya juga tidak ada.”
“Jangan-jangan….” Sunggyu dan Woohyun langsung berpencar mencari Myungsoo. Sungyeol memutuskan untuk menyusul Woohyun.
“Myung-ah! Kim Myungsoo!”
“Myungsoo-ssi, eodiga?!”
Mereka bertiga berpapasan ditangga menuju atap sekolah. Mereka pun naik dengan berbagai harapan dibenak mereka.
Sunggyu membuka pintu atap perlahan. Benar saja. Myungsoo sedang berdiri dengan kedua tangannya yang dimasukkan ke saku celana. Tatapannya kosong. Angin yang menerpa rambutnya, membuat rambutnya bergerak.
“Myungsoo-ah,” panggil Woohyun seraya berjalan mendekat. Sedangkan Sungyeol, ia nampak tidak memercayai matanya, ia juga dapat melihat Myungsoo.
“Apakah kalian tau? Selagi kalian masih ada di area sekolah, aku bisa mendengar apa yang kalian bicarakan.” Jelas Myungsoo tanpa menoleh sedikit pun. “Akhirnya, aku menemukan seseorang yang sudah lama kucari.” Lanjutnya lalu berbalik, ia merentangkan tangannya. “Boleh aku minta, pelukan hangat dari saudara kembarku juga kedua sahabat terbaikku?” mereka berempat pun berpelukan. Woohyun mulai menitikkan airmata.
“Aku akan selalu merindukanmu, Myungsoo-ssi! Aku masih belum bisa mempercayai ini.” Mereka pun melepaskan pelukan mereka. Myungsoo tersenyum, “gomawo karena sudah membantuku. Aku akan selalu mengingat kalian semua.”
Myungsoo mundur dua langkah. “Sampai jumpa.” Ia menghilang seiring dengan angin yang berhembus.
Sunggyu terduduk. Ia meninju lantai atap dengan kesal. “Kenapa harus terlambat? Aku masih ingin bersamamu lebih lama, Myungsoonie.”
# # # # #
Woohyun menerima 2 gelas kertas berisi kopi lalu mengeluarkan dompetnya. Ia diam sejenak memandang foto yang ada didalam dompet itu, foto pertama adalah fotonya bersama Myungsoo, dan foto kedua adalah fotonya bersama Sunggyu dan Sungyeol. Ia tersenyum memandang foto itu.


“Jagi, kenapa diam?” tanya seorang yeoja disampingnya. Woohyun tersenyum pada yeoja itu.
“Anniyo, Haerin-ah.”
# # # # #
Sunggyu melangkahkan kakinya masuk ke sebuah apartemen yang hampir penuh dengan foto-foto didindingnya. Tiba-tiba ia mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan sebuah foto, fotonya bersama Woohyun dan Sungyeol.

“Gyu-ah, kau sudah datang?” tiba-tiba seorang yeoja keluar dari salah satu ruangan. Sunggyu pun memasukkan kembali foto-foto ditangannya lalu tersenyum.
“Kajja, nanti kita terlambat. Kau tidak ingin terlambat dipameran fotografer idolamu, kan?” yeoja itu mengangguk, lalu mengambil tas tangannya. Ia memakai sebuah gelang silver yang terukir sebuah nama, Kim Sunghee.
# # # # #
Sungjong memandang dompet hyung-nya yang tergeletak didepan pintu. Aish, hyung ceroboh sekali.” Ia memungut benda tersebut lalu membukanya. “Ah –ini Myungsoo hyung. Ini Sunggyu hyung. Mereka mirip juga, pantas kembar.” Sungjong menunjuk-nunjuk foto hyung-nya bersama Myungsoo dan foto hyung-nya bersama Sunggyu dan Woohyun.


“Ya! Sungjongie, kembalikan dompetku!” tiba-tiba dompet yang dipegang Sungjong dari belakang, lalu namja kembali keluar rumah.
“Ish, dasar Lee Sungyeol.” Gerutu Sungjong seraya membuka sepatunya.
# THE END #

Tidak ada komentar:

Posting Komentar