Senin, 28 November 2011

Clandestine – chap 6a



prolog chap 1a -chap 1b – chap 2a – chap 2b – chap 3a – chap 3b – chap 4a – chap 4b– chap 5a
Main characters:
  • CN Blue
  • Yoona SNSD
  • Seohyun SNSD
  • Hyuna 4minute
  • Krystal f(x)
  • TOP BigBang

Others:
  • 2pm
  • Victoria f(x)
  • Siwon SuJu
  • Lizzy After School
  • Jiwoon (Ocs)

Genre: family, romance, friendship, action, angst
Rate: PG 15

“Tuan muda, semuanya sudah beres.” Ucap kepala pelayan pada Jungshin
Minhyuk mengerling tidak mengerti “Apa yang baru saja kau lakukan?”
“Ya, kau boleh pergi. Ah ingat, jangan beritahu ibuku tentang hal ini.”
Kepala pelayan itu mengangguk dan kemudian membungkuk hormat. Ia sudah tahu tentang ‘aturan’ itu tanpa perlu diingatkan oleh Jungshin. Ia dulu juga bekerja untuk keluarga Hyuna. Mendapat perintah untuk menolong Hyuna dari Jungshin tentu adalah hal yang dengan suka rela akan ia kerjakan.
“Kau tidak sedang berencana mencelakai ibumu kan?” tanya Minhyuk curiga
“Ya! Apa kau pikir otakku ini otak kriminal?! Meskipun aku juga ingin melakukannya..tapi tentu tidak, bodoh!”
Minhyuk memberi cengiran lebar. Ia mendudukan dirinya ke sofa kamar Jungshin dan memainkan bola bisbol yang tergeletak di dekat sofa itu “Lalu?”
“Mm..aku hanya sedikit memberi bantuan pada gadis malang bernama Kim Hyuna.”
“Oh ya?” Minhyuk tersenyum kecil “Jadi sekarang kau adalah ibu peri CinderHyuna?”
“Hah?” Jungshin memberi tatapan tidak suka pada Minhyuk
“Ibu peri..” gumam Minhyuk berniat untuk meledek sahabatnya
Pletak!
Sebuah pukulan mendarat dengan manis di kepala Minhyuk. Lelaki itu meringis kesakitan.
“Kau pikir itu lucu Kang Minhyuk?”
“Kenapa semua orang suka sekali menyiksaku?” heran Minhyuk, teringat pada kelakuan Krystal yang juga gemar memukulinya
Jungshin terkekeh. Hanya dengan Minhyuk ia bisa melakukan hal itu. Dengan Yonghwa? Tidak mungkin, mereka memang dekat, tapi Jungshin sangat menghormatinya. Dengan Jonghyun? Sama saja dengan mencari mati. Jungshin kembali terkekeh saat melihat Minhyuk. Tapi kemudian ia tiba-tiba mendapat ide cemerlang
“Hei..Minhyukkie.. Apa hotel ayahmu tidak kekurangan pegawai?”
==================================================================================
“Hyuna-ya, kenapa kau tidak pernah mengatakan padaku kalau kau ikut undian pasta gigi ini?” heboh teman Hyuna yang selama ini menampungnya
Hyuna membaca surat itu sekali lagi. Disana tertulis jelas namanya dan menyatakan bahwa dirinya adalah pemenang dari program undian rumah dari sebuah merk pasta gigi. Yang ia herankan adalah bagaimana bisa ia memenangkan undian tersebut. Jangankan mengirimkan kupon undian, menggunakan merk pasta gigi itu pun tidak.
“Pasti ini salah..” gumam Hyuna masih tidak percaya
“Ya! Kau bicara apa? Jelas tertulis namamu disini. Meskipun aku tidak tahu merk pasta gigi apa ini, tapi aku yakin ini bukan penipuan. Kita bahkan sudah menelepon layanan konsumen yang tertera disini, dan mereka bilang memang kaulah yang menang.”
“Unnie..” Hyuna memandang temannya dengan ekspresi bingung
“Apa aku sedang bermimpi?” lanjutnya
“Aigoo..apa aku perlu mengguyurmu dengan air agar kau percaya? Hyuna, ini nyata. Kau baru saja memenangkan sebuah rumah! Satu masalahmu selesai!”
Teman Hyuna bertepuk tangan senang. Ia kasihan pada nasib buruk Hyuna akhir-akhir ini. Karena itulah, meski bukan dirinya yang mendapatkan keberuntungan tersebut, ia sangat senang. ia memeluk Hyuna yang masih memasang wajah tidak percaya dan memainkan tangan gadis muda itu sambil berputar-putar.
“Kau harus mengundangku ke rumah barumu, Hyuna!”
==================================================================================
Lagi-lagi Hyuna mendapat kejutan. Saat ia tengah dalam perjalanan ke rumah sakit jiwa tempat ayahnya dirawat, tiba-tiba seorang pria berusia sekitar 35 tahun mendatanginya. Pria itu berkata bahwa ia membutuhkan pelayan di tokonya. Ia memberi Hyuna alamat toko miliknya jika Hyuna berminat.
“Apa hari ini keberuntunganku?” heran Hyuna selagi ia membaca kartu nama tersebut
Ia kembali mengamati pria yang telah naik ke mobil pick up-nya. Dari pengamatan Hyuna, pria itu tidak terlihat seperti orang jahat. Tapi ia merasa aneh karena tiba-tiba saja pria itu mendatanginya dan menawarinya pekerjaan. Padahal mereka sama sekali belum pernah bertemu sebelumnya.
“Permisi?”
Hyuna menoleh pada wanita yang berbicara padanya. Seorang wanita dewasa dengan pakaian rapi. Seragam pegawai hotel tebak Hyuna.
“De?”
“Kau sedang membutuhkani pekerjaan?”
“Ah..de.”
“Kebetulan. Hotel tempatku bekerja membutuhkan pegawai baru. Kau bisa datang kesana jika mau.”
“Eh?”
Wanita itu menuliskan alamat di secarik kertas tanpa mempedulikan kebingungan Hyuna. Ia lalu memberikannya pada Hyuna, dan pergi begitu saja.
“Ini nyata?” heran Hyuna pada keberuntungannya sendiri
==================================================================================
“Biaya rumah sakit sudah dilunasi tadi pagi, Nona Kim. Mm..juga untuk biaya tiga bulan kedepan.”
Hyuna menatap staf administrasi rumah sakit dengan tidak mengerti. Ia baru saja berhutang pada temannya satu jam lalu untuk membayar sebagian biaya rumah sakit, mengingat hari ini adalah batas pembayaran terakhir. Tapi staf administrasi itu berkata bahwa biaya ayahnya sudah lunas. Bukankah ini aneh? Begitu pikir Hyuna.
“Siapa yang melunasinya, suster?”
“Ehm..” Suster itu melihat ke catatannya
“Maaf, ia tidak memberikan identitasnya pada kami. Mungkin kerabat Tuan Kim.” Jelasnya lagi
“Kerabat? Kalau aku punya kerabat maka hidupku tidak sesulit ini, bodoh.” Batin Hyuna
“De, terima kasih.” Ucap Hyuna sebelum meninggalkan tempat itu
“Apa nasib sedang mempermainkanku?” heran Hyuna sendiri
“Memenangkan undian rumah yang bahkan aku tidak tahu merk pengundinya. Mendapat dua pekerjaan sekaligus tanpa susah payah mencari. Dan sekarang biaya rumah sakit sudah lunas bahkan sampai tiga bulan ke depan. Daebak..”
==================================================================================
Minhyuk tersenyum kecil saat mengingat kejadian yang baru saja dilihatnya. Ia tengah berada di mobilnya, di belakang mobil Jungshin. Pemilik mobil di depannya itu baru saja melakukan tugasnya sebagai ibu peri CinderHyuna. Ya..beberapa menit lalu mereka mengamati Hyuna tertawa gembira karena mendapat dua pekerjaan. Pekerjaan yang tentu bukan datang begitu saja seperti yang dipikirkan gadis itu. Jungshin membayar seorang pemilik toko agar mau menerima Hyuna sebagai pegawainya. Dengan bantuan Minhyuk, Jungshin juga berhasil mendapat pekerjaan lainnya untuk Hyuna sebagai pegawai hotel. Jungshin jugalah yang mengarang tentang undian rumah itu. yang sebenarnya adalah Jungshin membelikan rumah untuk Hyuna. Dan terakhir, Jungsin juga  yang membayar biaya rumah sakit ayah Hyuna.
“Ibu peri..ibu peri..” kekeh Minhyuk sendiri selagi membalap mobilnya Jungshin
==================================================================================
Sembari melakukan pekerjaannya yaitu menghibur pengunjung kafe, pandangan Jonghyun tidak pernah lepas dari ketiga temannya bersama Seunghyun, yang ia tahu sebagai anggota NIS.  Begitu lagu selesai ia nyanyikan, Jonghyun segera menghampiri mereka yang duduk di meja paling sudut. Ia memberi tatapan menyelidik pada Seunghyun, seolah pria itu adalah lawan yang perlu diwaspadai. Seunghyun tersenyum tipis. Selain Jonghyun, ia juga sepertinya dianggap bahaya oleh Yonghwa, Minhyuk, dan Jungshin.
“Empat serigala.” Tunjuk Seunghyun pada CN Blue
“Dan seekor singa.” Lanjutnya sambil menunjuk dirinya sendiri “Bukankah kita imbang? Jadi kalian tidak perlu sinis seperti itu.”
“Katakan maumu. Aku tidak suka orang yang berbelit-belit.”
“Lee Jonghyun. Seperti yang kuduga, kaulah yang paling mudah emosi. Ji..”
“Hyung. Kami tidak punya banyak waktu.” Potong Yonghwa
“Oke..baiklah. Biar kujelaskan. Aku ingin kalian bekerja sama denganku.”
Seunghyun bisa melihat tatapan tidak percaya dari empat pemuda di hadapannya. Tidak masuk akal memang, seorang agen NIS secara tiba-tiba meminta empat berandalan untuk bekerja sama.
“Aku ingin kalian menyusup ke dalam kelompok pembunuh dan perampok yang menggunakan nama kalian untuk penyelidikanku.”
“Katakan pada kami, siapa pelakunya? Dan untuk apa mereka melakukan itu?”
“Sabar, Tuan Muda Jungshin.” Ujar Seunghyun menyindir  “Aku akan menjelaskannya jika kalian mau bekerja untukku.”
“Untuk apa kami melakukannya? Tidak ada untungnya bukan?” kata Jonghyun sedikit kesal
“Aku akan membersihkan nama kalian dan menjamin polisi tidak akan berani mengusik kalian. Apa itu cukup?” tantang Seunghyun
Jungshin terlihat tertarik “Dan jika kami menolak?”
“Sederhana. Kalian akan..” Seunghyun menggerakkan tangannya ke leher, isyarat bahwa mereka akan mati
“Kau akan membunuh kami?!” lagi, Jonghyun emosi
Seunghyun menarik bahu Jonghyun agar duduk kembali “Secara tidak langsung, ya. Kalian tidak berpikir aku datang kemari dengan tangan kosong bukan? Aku cukup memiliki banyak bukti untuk mengirim kalian ke penjara. Terutama kau, Lee Jungshin dan kau, Kang Minhyuk.”
“Apa maksudmu?” tanya Jungshin
“Hyungsan corp., perusahaan ayahmu. Kalian berdua yang membuatnya mengalami krisis, benar? Lebih tepatnya kau, Kang Minhyuk. Kau menggunakan otakmu untuk mengacaukan data keuangan perusahaan, mengalihkan aliran dananya ke tempat lain, dan menyebar isu untuk memecah organisasi dalam. Dan itu, atas perintahmu, Lee Jungshin. Alasan yang sangat kuat untuk mengirim kalian ke penjara. Kau tentu tidak berharap ayahmu, presdir Hyungsan corp. yang terhormat, mengeluarkanmu dari penjara.”
“Baiklah, anggap aku dan Minhyuk menerima pekerjaan ini. Tapi bagaimana dengan Jonghyun hyung dan Yonghwa hyung?” tanya Jungshin lagi
“Tentu mereka akan menerima.” Jawab Seunghyun dengan percaya diri
“Jung Yonghwa.” Lanjut Seunghyun beralih memandang Yonghwa
“CO2 Revolver 686 6”. De, aku terima. Kau puas?” sinis Yonghwa
“Dia tahu kau yang melakukannya, hyung?” tanya Jonghyun pada Yonghwa dengan terkejut
Yonghwa mengangguk singkat. Sementara Seunghyun semakin terlihat bangga.
“Lee Jonghyun..”
“Apa? Aku tidak mengacaukan keuangan perusahaan apapun. Aku juga tidak menyimpan senjata dan menggunakan sembarangan. Apa yang mau kau jadikan alasan untuk mengancamku hah?”
“Bahkan nenek tua juga bisa menebak itu.” Seunghyun tertawa angkuh, seolah tengah merendahkan Jonghyun
“Kau pikir aku membutuhkanmu? Tidak. Aku tidak begitu peduli jika kau tidak mau bekerja untukku.” Lanjut Seunghyun
Seunghyun mengatakan hal itu, sekali lagi, karena ia tahu lelaki seperti apa Jonghyun. Mudah terbawa emosi dan tidak berpikir dua kali sebelum mengambil keputusan. Tipe paling mudah untuk ditaklukkan seorang agen jenius seperti dirinya.
“Cih. Aku terima pekerjaan ini.”
Bingo! Tepat seperti dugaannya, Jonghyun akan menyetujui tanpa pikir panjang. Seulas seringaian menghias wajah tegas Seunghyun.
“Sekarang jelaskan pada kami siapa pelakunya.” Kata Jungshin kentara sekali ia sangat penasaran
“Tentu. Han Seungwon. Kalian pernah mendengarnya?”
Keempatnya saling berpandangan. Sekalipun mereka tidak pernah mendengarnya.
“Hampir setahun ini, terjadi pemberontakan pada pemerintah, dibawah pimpinan pria bernama Han Seungwon. Ia merasa tidak puas dengan kepemimpinan pemerintah karena dianggap tidak berpihak pada rakyat dan hanya menurunkan ekonomi Korea. Seungwon ingin pemerintah mundur dari jabatannya.”
“Pemberontakan? Kau sedang menipu kami? Korea baik-baik saja dan..”
“Itulah yang ingin kujelaskan, Lee Jonghyun. Apa aku perlu menyumpal mulutmu agar kau diam dan membiarkanku selesai bicara?” kesal Seunghyun
Yonghwa menepuk bahu Jonghyun, mengisyaratkan agar lelaki itu bersabar sedikit.
“Pemerintah menutupi aksi pemberontakan Seungwon sebisa mungkin. Pemerintah tidak mau masyarakat terpengaruh dan ikut menuntut agar mereka mundur dari jabatan. Hanya beberapa pihak yang tahu tentang pemberontakan ini, dan jelas itu bukan masyarakat biasa. Kalian tahu NTS bukan? Sama seperti NIS, mereka juga dibentuk untuk menjamin keamanan negara. Bedanya adalah pengaruh pemerintah sangat penting bagi NTS. Mereka bekerja untuk pemerintah. Karena itulah mereka diutus untuk mengatasi kasus pemberontakan Seungwon. Tentu dengan tujuan untuk menjaga ‘keselamatan’ pemerintah.”
Seunghyun meneguk kopinya, sekedar untuk mengaliri tenggorokannya yang mulai kering.
“Sepertinya Seungwon geram karena hal ini. Sehingga ia membentuk kelompok kecil untuk melakukan pembunuhan dan perampokan pada keluarga dan orang terdekat dari agen NTS. Dugaanku karena Seungwon ingin memberi peringatan pada NTS agar menghentikan pengejaran pada kelompok mereka. Atau mungkin juga untuk sekedar mengalihkan fokus NTS.”
Yonghwa mengernyitkan dahinya. Jika memang ini kasus NTS, untuk apa Seunghyun yang adalah agen NIS repot-repot mengusutnya?
“Lalu apa urusannya dengan NIS?”
“Itu yang tidak kumengerti.” Gumam Seunghyun kesal, karena teringat lagi dengan Siwon
“Siwon..ah maksudku atasanku menyuruhku menangani kasus ini. Karena menurutnya NTS terlalu bertele-tele dalam menyelesaikannya. Yah..mungkin karena ada campur tangan pemerintah.” Lanjutnya
“Wah..daebak.” kagum Minhyuk sedari tadi diam
“Kupikir hyung hanya mengusut kasus pembunuhan dan perampokan yang menggunakan nama kami itu.”
Seunghyun tersenyum bodoh. Awalnya ia juga berpikir seperti itu karena ulah Siwon.
“Untuk mendapat jawaban besar, kau harus mulai mencari dari bagian terkecil, Kang Minhyuk. Jadi..sekali lagi aku bertanya, apa kalian menerima pekerjaan ini?”
Dari keempatnya, Minhyuk lah yang mengangguk paling semangat. Baginya ini akan sama seperti di film action yang sering dilhatnya. Dan kali ini, dialah yang menjadi tokoh pemerannya, seperti sederetan aktor favoritnya.
“Boleh aku bertanya satu hal lagi?”
Seunghyun mengangguk pada Yonghwa “Apa?”
“Di tangan siapa kasus ini akan berakhir? NIS? NTS? Atau..kepolisian?”
“Jangan bilang kepolisian. Aku tidak rela jika seandainya diborgol sambil dicela polisi-polisi bodoh itu.” sambar Jonghyun
“Bagaimana jika aku, agen NIS, yang mengataimu bodoh?” tanya Seunghyun asal sambil kembali meneguk kopinya
“Itu tidak ada bedanya.” Gumam Jonghyun
“NIS bisa saja mempublikasikan kasus ini. Tapi jika kami melakukannya, sama saja dengan kami menantang pemerintah. Jadi sudah jelas kami tidak akan melakukan pempublikasian. Untuk kasus pembunuhan dan perampokan, nantinya akan kami serahkan pada kepolisian. Karena merekalah yang selama ini mengumbar janji ke masyarakat untuk mengatasi kasus ini. Dan sudah jelas juga kalau kami tidak akan mengaitkannya dengan pemberontakan Seungwon. Sekali lagi, karena kami tidak ingin melawan pemerintah. Sedang kasus Seungwon, tentu akan berakhir di meja NTS.”
“Jadi NIS yang melakukan semua penyelidikan tapi berakhir di tangan-tangan yang bahkan tidak melakukan apa-apa?” kata Minhyuk seolah tidak terima
“Asal kau tahu Minhyuk, ini adalah hal biasa. NIS dan NTS sering melemparkan hasil kerja kami. Dan terkadang justru kepolisian yang diuntungkan karena hasil kerja kami.”
“Kenapa..”
“Ya! Kenapa kalian bertanya terus?!” potong Seunghyun sebelum Jungshin menyelesaikan pertanyaannya
“Aiish..ini pertanyaan terakhir. Aku seperti merasa sedang menceritakan dongeng pada anak TK.” Lanjut Seunghyun
Minhyuk berusaha menahan tawa. Ia senang ‘dendam’nya karena terlalu sering dilarang bertanya oleh Jungshin, akhirnya dibalaskan oleh Seunghyun.
“Kenapa NIS hanya mengutus satu agen untuk mengatasi kasus seberat ini? Kenapa meminta bantuan kami yang bahkan tidak tahu siapa Suengwon itu?”
“Itu juga yang aku tidak mengerti.” Gumam Seunghyun lagi, dan ia kembali kesal karena untuk kesekian kalinya teringat pada Siwon
“Lalu apa yang dia mengerti.” Gumam Jonghyun sinis
Yonghwa tertawa kecil karena ia bisa tahu kalau Seunghyun dan Jonghyun sempat melempar pandangan saling meremehkan satu sama lain.
“Mungkin karena aku terlalu hebat. Jadi Siwon..maksudku atasanku..menyuruhku mengusut kasus ini sendiri.”
Cukup lama menunggu jawaban dari Seunghyun, yang mereka pikir adalah jawaban penuh analisa atau apa. Nyatanya hanya jawaban asal yang dilontarkan agen NIS itu, yang terdengar lebih seperti bualan untuk membanggakan dirinya sendiri. Yonghwa tertawa kecil. Sementara Jungshin menggeleng tidak percaya. Minhyuk, tetap dengan ekspresi kagum. Dan..Jonghyun dengan wajah ingin melempar gitarnya ke arah Seunghyun.
“Aku akan menjelaskan yang harus kalian lakukan dan peran kalian dalam pekerjaan ini.” ucap Seunghyun, tampak tidak peduli dengan reaksi keempat pemuda itu
==================================================================================
Klang
Sebuah kaleng cat warna berguling di atas aspal jalan yang kasar. Menabrak ujung kaki salah satu kelompok pembunuh dan perampok yang selama ini menggunakan nama CN Blue sebagai tameng. Pemilik kaki itu, yang terlihat paling garang diantara pria lainnya, memungut kaleng itu dan memandangnya dengan aneh. Dengan sekali lihat, ia bisa mengetahui siapa pemilik kaleng cat tersebut. Dan benar, dari balik semak-semak muncul empat lelaki berjalan mendekat ke arah mereka. Salah satu diantaranya, yang menggunakan hoodie hitam, berdiri paling depan. Tak perlu ditanya, tentu lelaki itulah sang ketua dari diantara tiga lainnya, Jung Yonghwa.
“Menggunakan nama kami untuk menutupi ‘permainan’ kalian. Tidakkah itu hal lancang?”
Mendengar pertanyaan dari Yonghwa yang terkesan dingin dan angkuh, sang ketua kelompok pembunuh menyeringai.
“Lancang? Kau pikir kami peduli pada tata krama semacam itu?” balasnya
“Tata krama adalah budaya warga Korea, kuperingatkan. Dan bicara tentang tata krama..” Yonghwa mengulurkan tangannya ke lelaki tersebut, menunggu respon dari lawan bicaranya
Dengan ragu dan tatapan tidak mengerti, ia membalas uluran tangan Yonghwa.
“Jung Yonghwa, ketua CN Blue.” Ucap Yonghwa begitu tangan mereka berkaitan
“Oke, Jung Yonghwa, apa..”
“Dan kau?” potong Yonghwa
Lelaki itu terlihat kesal “Ok Taecyeon. Jadi apa yang kalian inginkan? Tidak perlu bersopan santun seperti ini jika kalian hanya ingin bertengkar.”
“Ok Taecyeon.” Yonghwa meneliti pria bernama Taecyeon itu dari atas sampai bawah
“Jungshin-ah.” Panggilnya pada Jungshin kemudian
Tahu apa yang dimaksud Yonghwa, tanpa panjang lebar Jungshin langsung bicara pada intinya. Menjelaskan maksud mereka mendatangi kelompok pimpinan Taecyeon. Berdalih bahwa mereka ingin membalas dendam pada pemerintah. Bahwa karena ulah pemerintahlah maka perusahaan ayah Jungshin mengalami krisis seperti sekarang ini. Persis seperti yang diperintahkan Seunghyun.
“Darimana kalian tahu kami dibentuk oleh Seungwon?” tanya pria di belakang Taecyeon, sedikit curiga
Ini yang terlewatkan oleh CN Blue, bahkan oleh Seunghyun sekalipun. Jungshin melirik sang ketua, memberi isyarat meminta bantuan. Tapi Yonghwa justru diam, membuat kelompok Taecyeon semakin curiga.
“Sepertinya ada yang sedang bermain-main dengan kita.” Kata pria berambut pirang di samping pria pertama tadi
“Benarkah? Yang kulihat sekarang hanya sekumpulan badut bodoh, Nichkhun.” balas pria pertama
“Ya! Siapa yang kau sebut badut hah?”
Yonghwa menarik baju Jonghyun saat lelaki itu maju beberapa langkah untuk melawan. Bukan begini rencana mereka. Jonghyun hanya akan merusak semua yang telah tersusun rapi jika terpancing emosi.
“Kalian tidak pernah mendengar sistem ND476S?” tanya Yonghwa dengan nada santai bahkan terkesan mengejek
Keenam pria kelompok pembunuh itu saling berpandangan. Berubah dari ekspresi garang menjadi  tampang bodoh. Yonghwa tersenyum, sepertinya ia tidak salah ambil jalan.
“Minhyuk-ah..jelaskan pada mereka.” Perintahnya kemudian
Minhyuk menoleh pada Jungshin. Ia tidak mengerti apa yang sedang dikatakan Yonghwa, karena ini memang di luar rencana yang telah mereka susun. Lebih tepatnya, ia tidak tahu apa yang Yonghwa sebut dengan ND476S itu.
“Katakan apapun tentang sistem komputer atau apa untuk membohongi mereka.” Bisik Jungshin sebisa mungkin tidak membuat kelompok Taecyeon curiga
Butuh beberapa detik bagi Minhyuk untuk berpikir dan menyusun kebohongan yang harus tetap masuk akal.
“Sistem ND476S..adalah sistem jaringan komunikasi temuan baru..mm..Jerman. Mereka mengembangkan sistem itu untuk mengontrol seluruh jaringan komunikasi di dunia. Hanya beberapa orang yang tahu tentang sistem ini, salah satunya ayahku. Ia bekerja di Jerman dan ia jugalah salah satu orang yang menciptakan sistem itu. Dengan data numerik yang bisa membobol kode rahasia dari setiap alat komunikasi dan jaringannya, sistem ini bisa dengan mudah me..”
“Ya! Apa yang anak itu sedang ocehkan?” potong Taecyeon merasa dibodohi Minhyuk dengan hal-hal yang tidak ia pahami
Yonghwa menyeringai “Intinya kami tahu kalian dibentuk oleh dan bekerja untuk Seungwon. Kami, atau lebih tepatnya Jungshin, juga ingin melawan pemerintah.”
“Kalau kami menerima kalian..apa yang kami dapatkan?”
Yonghwa memandang sinis pria yang melemparkan pertanyaan itu, yang juga adalah pria yang membuatnya terpaksa mengarang tentang sistem ND476S. Sepertinya pria itu akan sedikit menyulitkan CN Blue.
“Tidak ada.” Jawab Yonghwa santai
Jungshin, Minhyuk, dan Jonghyun menoleh ke arah Yonghwa dengan panik. Tidak mengerti apa yang sedang direncanakan sang ketua.
“Tidak ada keuntungan apapun bagi kalian jika kalian menerima kami. Tapi jika kalian menolak kami, akan kami pastikan kalian terjerumus di penjara dan bahkan mendapat hukuman mati.”
“Apa maksudmu?!” Taecyeon terlihat emosi, Yonghwa bisa melihat kesamaan sifat antara pria itu dengan Jonghyun
“Kalian yang melakukan pembunuhan dan perampokan, bukan kami. Kalian yang menggunakan nama CN Blue untuk melakukan kejahatan itu. Jika kalianlah yang dikenal orang-orang sebagai CN Blue, mengingat tidak ada satupun yang mengenal kami, bukankah itu berarti kami memiliki kesempatan untuk mengirim kalian ke penjara? Kalianlah CN Blue, sang pembunuh dan perampok yang selama ini dibicarakan warga Seoul. Sekali lagi, bukan kami.”
Seringaian kembali tergambar di wajah Yonghwa, beranalisa bahwa ketua lawannya itu hanya seorang yang bodoh sehingga tidak bisa menyerap kata-katanya dengan baik, dan sekedar menangkap bualannya sebagai sebuah kebenaran.
“Ikut aku.” Kata Taecyeon dingin
Kelima pria di belakangnya sepertinya tidak begitu menerima keputusan sang ketua. Tapi yah..kembali lagi ke hukum alam, Taecyeonlah ketua dari kelompok mereka. Apapun yang dikatakannya adalah sebuha keharusan. Mereka pun berbalik mengikuti Taecyeon, tentu menuju markas. Begitu juga dengan Yonghwa dan anggota CN Blue lainnya. Di barisan paling belakang, Jungshin dan Minhyuk sedang merayakan kesuksesan kebohongan mereka.
“Sejak kapan ayahmu bekerja di Jerman?” bisik Jungshin meledek
==================================================================================
Beberapa ratus meter dari tempat ‘perbincangan’ CN Blue dan kelompok Taecyeon, dari dalam mobil, Seunghyun tersenyum puas. Ia yakin tidak ada yang perlu dicemaskan setelah ini, melihat kerja CN Blue yang begitu rapi.
“Seohyunnie..kekasihmu bisa diandalkan ternyata.” Gumamnya sendiri
==================================================================================
Minhyuk mengamati keadaan markas kelompok Taecyeon dengan risih. Pengap, gelap, kotor. Benar-benar pemandangan yang menjijikan di mata lelaki yang cinta kebersihan itu. Padahal ketiga temannya terlihat biasa saja pada keadaan seperti itu. Bahkan Jungshin sekalipun, yang notabene adalah orang yang paling terbiasa dengan barang mewah dan higienis. Minhyuk menghentikan reaksi jijiknya begitu Jungshin menyikutnya.
“Jung Yonghwa, Lee Jonghyun, Kang Minhyuk, dan Lee Jungshin.” Kata Taecyeon mengulangi perkataan Yonghwa
Yonghwa mengangguk “Aku sudah mengenalkan ketiga temanku. Jadi..”
“Ya, tentu aku juga akan mengenalkan mereka.” Potong Taecyeon sambil menunjuk kelima pria yang duduk di samping kanan dan kirinya
“Mulai dari yang paling ujung, Hwang Chansung. Lalu Kim Junsu. Dan ini, Lee Junho.”
Taecyeon beralih pada kedua pria di samping kirinya.
“Nichkhun Horvejkul.” Tunjuknya pada pria berambut pirang
“Dan Jang Wooyoung.” Tunjuk Taecyeon lagi pada pria terakhir
“Jang Wooyoung.” Batin Yonghwa saat mengetahui nama pria yang dianggapnya berbahaya dari awal
“Langsung saja, jadi apa rencana kalian?” tanya Taecyeon kemudian
“Perkenalkan kami pada Seung..”
“Tuan. Tuan Seungwon, Jung Yonghwa.” Potong Wooyoung
“De. Tuan Seungwon.” Koreksi Yonghwa dengan nada tidak senang
“Jadi kau ingin kami memperkenalkan kalian padanya? Tidak secepat itu. Kau tidak berpikir kami ini bodoh dan ceroboh bukan?”
“Kau tidak perlu bersusah-susah mengatakannya, Wooyoung. Kuingatkan sekali lagi, akulah ketua disini.”
CN Blue menyadari atmosfir persaingan diantara kedua lelaki itu, Taeyeon dan Wooyoung. Mereka bisa melihat peluang besar untuk mengubrak-abrik kelompok Taecyeon.
“Nah, seperti yang dikatakan anak buahku..”
Wooyoung memutar bola mata saat Taecyeon memperjelas posisinya sebagai bawahan Taecyeon.
“..tidak secepat itu kami mengenalkan kalian kepada boss kami.”
“Oke, tidak masalah. Jadi apa yang harus kami lakukan untuk mendapat kepercayaan kalian?”
“Kalian akan tahu besok. Sekarang mari kita perjelas posisi kita.” Taecyeon menyeringai “Mulai hari ini, kau Jung Yonghwa bukan lagi ketua dari ketiga..”
“..badut bodoh di belakangmu.” Lanjut Nichkhun
“Ya! Kau cari mati?!”
Lagi Jonghyun tidak dapat menahan emosinya. Ia bangkit dari tempat duduk saat itu juga. Bahkan ia sempat akan mencengkeram krah baju Nichkhun. Untunglah Jungshin berhasil menahannya. Sementara Nichkhun hanya tertawa merendahkan.
“Khun.”
Nichkhun langsung menahan tawanya begitu Taecyeon memberinya tatapan tajam “Fine.”
“Aku ulangi lagi. Disini akulah ketuanya. Aku yang berhak memimpin. Kau dan ketiga temanmu ini ada di bawahku.”
“Tidak masalah. Kami akan tunduk dibawahmu. Tapi tidak dengan kelima temanmu. Derajat kami sama.” Tegas Yonghwa
Sekilas Yonghwa bisa menangkap tatapan tidak suka dari Wooyoung. Tapi ia tidak mempedulikannya. Jelas ia harus menegaskan hal ini, karena ia tidak mau CN Blue diinjak-injak seenaknya.
“No problem.” Jawab Taecyeon membuat Yonghwa merasa menang dari Wooyoung
==================================================================================
Minggu adalah hari yang tepat  bagi Krystal untuk tidur seharian, siapapun yang mengganggu tidurnya akan ‘mati’ saat itu juga. Sayangnya, tidak semua orang mengerti aturan itu, termasuk Kang Minhyuk. Meskipun Yonghwa sudah memperingatkannya, karena Minhyuk memang ke kamar Yonghwa terlebih dahulu, tapi tetap saja lelaki bermata sipit itu tidak peduli. Ia mengetuk pintu kamar Krystal dengan cukup keras dan berkali-kali. Ia bahkan menyanyikan lagu kesukaan Krystal dengan suara yang yah..tidak bisa dibilang enak didengar.
Brak!
Terdengar suara benda menghantam pintu, membuat Minhyuk sedikit terkejut. Tapi ia tetap melanjutkan nyanyiannya, seolah tidak tahu bahwa seekor harimau tengah bersiap menerkamnya. Tak sampai satu menit, pintu kamar Krystal terbuka. Minhyuk terkikik saat melihat penampilan Krystal yang benar-benar berantakan. Dan..sudah dapat dipastikan hal itu membuat Krystal semakin kesal. Ia mendorong wajah Minhyuk dengan bantal yang dilemparkannya tadi dan menendang kedua kaki Minhyuk. Hingga membuat lelaki itu terhuyung ke belakang dan jatuh.
“Pergi dari rumahku, Kang Minhyuk!”
Minhyuk menggeser bantal dari wajahnya “Selamat pagi, cantik!” ujar Minhyuk tak peduli  dengan kemarahan Krystal
“PERGIII!!!”
==================================================================================
Hari ini adalah hari istimewa untukku. Tidak bisakah kau melupakan semuanya dan membuatku bahagia untuk sehari ini saja?
Jonghyun terdiam memandangi layar handphonenya. Pesan dari Yoona yang masuk beberapa menit lalu. Hari istimewa..ya..jelas Jonghyun tahu itu. Hari ini tepat usia Yoona bertambah satu tahun. Jonghyun bahkan tidak bisa tidur dari semalam, karena memikirkan hal itu. Padahal aksinya bersama CN Blue dengan kelompok Tacyeon malam tadi cukup membuatnya lelah. Banyak hal yang ingin ia lakukan untuk membuat Yoona bahagia di hari ulang tahunnya. Tapi bayangan kejadian di pantai dengan ibu Yoona, memukulnya mundur dari keinginan itu. Di satu sisi ia membenci ibu Yoona atas hinaannya. Tapi di sisi lain, ia juga sadar bahwa semua yang dikatakan wanita itu benar.
Apa perkataan ibuku begitu penting? Bahkan mmebuatmu lebih peduli padanya dibanding aku?
Satu pesan lagi yang dikirimkan Yoona. Mungkin gadis itu tahu apa yang dipikirkan oleh Jonghyun. Atau mungkin juga karena ia sudah cukup lelah menahan emosi pada Jonghyun yang selama ini selalu menghindarinya.
“Jangan bertingkah seperti romeo dan juliet, jonghyun-ah.”
Entah sejak kapan Yonghwa datang ke apartemen Jonghyun dan menyambar begitu saja.
“Ah ide bagus. Bagaimana kalau aku membawakan racun tikus untuk kalian?”
Jonghyun melempar bantal sofanya tepat di kepala lelaki yang lebih tua setahun darinya itu.
“Dari semua racun..kenapa harus racun tikus? Kenapa bukan..”
“Ya! Itu tidak penting.” Yonghwa mendorong Jonghyun agar menyingkir dari sofa, kemudian membaringkan dirinya sendiri ke sofa tersebut
“Tumben hyung kemari. Pagi-pagi seperti ini pula.” Heran Jonghyun
“Minhyuk sedang di rumahku. Aku tidak mau mengganggunya dengan Krystal.”
“Lebih tepatnya aku tidak mau mendengar keributan mereka.” Lanjut Yonghwa dalam hati
“Ooh.”
“Jadi?”
“Jadi? Jadi apa?”
“Jadi bagaimana dengan gadis itu? Mm..Yoona.”
Terdengar helaan nafas panjang dari Jonghyun “Entahlah.”
“Sudah kubilang jangan bersikap seperti kalian ini romeo dan juliet. Cepat datangi gadis itu dan bilang padanya kalau kau tidak akan menyerah untuk memiliknya. Jangan pedulikan ibunya atau siapapun yang menghalangimu.”
“Tidak hyung. Aku akan menjadi egois jika melakukan itu. Aku tidak pantas untuk gadis sepertinya.”
“Jonghyun-ah.. Kau akan menjadi egois jika kau menghindarinya seperti ini. Kau datang mendekatinya, membuatnya jatuh cinta padamu, dan sekarang dengan seenaknya kau meninggalkannya.”
“Aku melakukannya karena..”
“Apapun alasannya.” Potong Yonghwa “Bersikaplah seperti seorang lelaki. Jangan sakiti gadis yang kau sayangi karena alasan klasik kalau kau meninggalkannya demi kebahagiaannya.”
Jonghyun terdiam, mencerna perkataan Yonghwa yang masuk akal tapi juga terdengar nekat dan sembarangan. Seulas senyum kemudian mengembang dari bibir Jonghyun. Benar yang dikatakan Yonghwa, tdak seharusnya ia meninggalkan Yoona begitu saja. Lagipula bukankah ia adalah tipe orang yang masa bodoh dnegan perkataan orang lain? Ia buru-buru menyambar handuk, karena setelah mandi ada yang harus segera ia lakukan untuk ulang tahun Yoona.
Sementara Yonghwa melirik sekilas kemudian memejamkan matanya. Ia tidak cukup tidur di rumah karena suara bising Krystal yang memarahi Minhyuk. Bahkan ia sempat mendengar suara barang-barang dilempar.
“Krystal..Jonghyun..siapa lagi yang perlu kunasehati..” gumamnya sambil tersenyum geli
==================================================================================
Yoona memandang hampa ke sekitarnya. Malam ini orang tuanya mengadakan pesta ulang tahun untuknya. Dan dengan alasan yang tidak bisa diterima Yoona, yaitu untuk menunjukkan status kekayaan mereka. Tak jauh dari tempatnya berdiri, kedua orang tuanya dan orang tua Jiwoon tengah membicarakan hubungan mereka. Sedang ia bersama Jiwoon dan teman-teman Jiwoon. Tenggelam dalam pembicaraan dan bualan dari mereka, yang menurut Yoona hanya sampah. Sesekali Yoona mengecek handphonenya, berharap mendapat pesan dari Jonghyun. Tapi nyatanya sampai sekarang tak satupun pesan dari lelaki itu yang ia dapat.
“Aku ke toilet.” Pamit Yoona
Ia berjalan sambil menunduk. Moodnya benar-benar buruk saat ini.
“Wine, nona?” tawar seorang pelayan
Yoona yang tidak berminat, tanpa melihat pelayan itu ia mendorong tangan sang pelayan.
“Atau nona ingin minuman yang lain?” tanya pelayan itu lagi sambil mengikuti Yoona dari belakang
Yoona tidak menjawab. Saat pelayan itu kembali bertanya untuk ketiga kalinya, Yoona menjadi emosi. Ia langsung memaki pelayan itu saat memutar tubuhnya. Tapi tak sampai Yoona menyelesaikan makiannya, ia menyadari siapa yang tengah berada di hadapannya. Seorang lelaki dengan senyum khas seorang playboy, yang tentu ia kenali.
“Hai..” sapa lelaki itu sedikit kikuk
Satu detik..dua detik..dan Yoona langsung memeluk lelaki berseragam pelayan tersebut.
“Lee Jonghyun, aku akan benar-benar membunuhmu setelah ini.” ujar Yoona asal, sekedar untuk melampiaskan kemarahannya dan rasa rindunya
Jonghyun membalas pelukan Yoona. Ia berbisik di telinga gadis itu agar mereka segera pergi dari tempat tersebut.
“Kenapa kau pergi tiba-tiba dan datang tiba-tiba juga seperti ini?”
Terdengar protes dari mulut Yoona begitu mereka telah berada di atas motor Jonghyun.
“Itu tidak penting. Yang jelas aku tidak akan pernah melakukan itu lagi.”
Yoona tersenyum begitu mendengar jawaban Jonghyun. Benar, ia tidak peduli alasan apapun yang membuat Jonghyun sempat pergi dari hidupnya, yang terpenting adalah bahwa lelaki itu tidak akan lagi meninggalkannya.
Jonghyun melirik Yoona dari kaca spionnya. Ia ikut tersenyum. Lalu menarik tangan Yoona agar lebih ‘memeluknya’ erat. Yang kemudian mendapat hadiah cubitan dari Yoona.
==================================================================================
Yoona menatap keadaan sekitarnya dengan tidak percaya. Belum cukup rasa terkejutnya karena kehadiran Jonghyun, kini ia mendapat kejutan lainnya dari lelaki itu. Ia tidak menyangka Jonghyun masih mengingat ucapannya tentang keinginannya merasakan salju pertama di bukit bintang. Ya, Yoona pernah mengatakan hal itu pada Jonghyun. Bahwa ia ingin melewati hari ulang tahunnya saat salju turun pertama di bukit di belakang sekolahnya, dengan lelaki yang ia sayangi. Juga bahwa ia ingin berjumpa dengan beruang madu yang adalah tokoh kartun kegemaran Yoona. Meski jelas itu tidak mungkin terjadi, karena ulang tahunnya bertepatan dengan musim semi.
Yoona menyalami orang dengan kostum beruang madu itu dengan senyum riang. Bahkan Yoona menepuk ‘pipinya’ karena terlalu gemas. Jonghyun juga ikut tersenyum melihatnya.
“Happy birthday, Yoona.” Bisik Jonghyun tepat di telinga Yoona
Yoona tersenyum. Belum sampai ia menjawabnya, terdengar suara kembang api yang melambung ke langit. Membentuk serangkaian huruf ucapan selamat ulang tahun untuk Yoona. Yoona menoleh lagi ke arah Jonghyun. Ia lantas memeluk Jonghyun karena girangnya. Pemandangan yang tentu tidak diharapkan bagi orang-orang yang kini bersembunyi di balik semak-semak.
==================================================================================
Jungshin mematahkan sterofoam yang digunakan sebagai ‘salju’ untuk melampiaskan kekesalannya.
“Kita melakukan ini setelah masuk ke markas penjahat?” tanyanya tidak percaya
Yonghwa yang bertugas memegang kipas angin untuk meniupkan sterofoam salju, juga terlihat tidak terima.
“Aku menyuruhnya untuk mempertahankan gadis itu. Bukan membuatku memegangi kipas angin bodoh ini.”
“Hyung, lihat Minhyuk. Bagaimana bisa ia terlihat begitu senang dengan kostum beruang jelek itu?”
Yonghwa melirik Minhyuk yang sedang berlompat-lompat di dekat Yoona dan Jonghyun.
“Otak anak itu memang bermasalah.”
Yang dibcarakan menoleh, Minhyuk memberi isyarat agar Yonghwa dan Jungshin menyalakan kembang api saat itu juga. Otomatis Yonghwa dan Jungshin melempar kipas angin dan sterofoam yang mereka bawa sampai menimbulkan suara yang cukup keras. Namun tetap saja, pada akhirnya mereka melakukan tugas mereka selanjutnya.
“Omo, Hyung! Bagaimana bisa mereka berpelukan di depan kita?!”
“Ah jinca! Jonghyun harus membayar kita mahal setelah ini!”

Tbc –

Tidak ada komentar:

Posting Komentar