prolog - chap 1a -chap 1b – chap 2a – chap 2b – chap 3a – chap 3b – chap 4a – chap 4b– chap 5a – chap 5b
Main characters:
- CN Blue
- Yoona SNSD
- Seohyun SNSD
- Hyuna 4minute
- Krystal f(x)
- TOP BigBang
Others:
- 2pm
- Victoria f(x)
- Siwon SuJu
- Lizzy After School
- Jiwoon (Ocs)
- Changmin DBSK
Genre: family, romance, friendship, action, angst
Rate: PG 15
CN Blue dan Seunghyun bertemu lagi di kafe Scarlette, untuk membicarakan hasil yang mereka dapatkan setelah masuk ke markas kelompok pembunuh dan perampok.
“Seperti yang hyung katakan, mereka kelompok bentukan Seungwon. Kelompok itu terdiri dari enam lelaki. Ketuanya bernama Ok Taecyeon.”
Seunghyun mengangguk-angguk “Lalu? Siapa saja anggotanya?”
“Kim Junsu. Hwang Chansung. Nichkhun..mm..siapa..aku lupa.. Namanya terlalu sulit.” Kesal Yonghwa
“De, aku bahkan tidak mengingatnya sedetik setelah Taecyeon menyebutkan nama lelaki pirang itu.”
“Aish..Jonghyun-ah..apa sebenarnya yang kau bisa.” ledek Seunghyun
“Sudahlah. Selanjutnya siapa?” lanjut Seunghyun
“Lee Junho. Dan..Jang Wooyoung.” Yonghwa terlihat tidak senang saat menyebutkan nama terakhir
“Lee Junho? Aku sepertinya mengenal nama itu..” gumam Seunghyun
“Ah ya, lalu bagaimana? Apa kalian telah mengkontak Seungwon?” lanjutnya lagi
“Belum. Mereka ingin menguji kami dulu.”
“De. Mereka tidak percaya pada kami. Bagaimana jika mereka menyuruh kami merampok dan membunuh?” cemas Minhyuk
“Merampok mungkin kami masih bisa. Tapi untuk membunuh..” Jungshin terlihat sedikit merasa ngeri
“Tentu mereka akan menyuruh kalian melakukan itu. Yonghwa..kurasa kau tahu apa yang harus kau lakukan.”
Yonghwa melihat Seunghyun dengan curiga “Hyung ingin kami benar-benar melakukan hal itu?”
Seunghyun mengendikkan bahu “Aku akan mengawasi kalian seperti biasa. Tinggalkan korban secepat mungkin agar aku bisa menolongnya. Mengerti?”
CN Blue, terkecuali Yonghwa, memberi anggukan sebagai jawaban.
“Selebihnya biarkan aku yang mengurus.” Tambah Seunghyun
==================================================================================
Minhyuk menjemput Krystal ke sekolah setelah ‘pertemuan’ dengan Seunghyun di kafe Jonghyun bekerja. Ia menunggu di dalam mobil selagi memikirkan apa yang akan terjadi nanti malam. Khawatir jika mereka memang benar harus merampok, atau lebih parahnya membunuh, seperti yang dilakukan kelompok Taecyeon.
Tok tok
Minhyuk tersadar dari lamunannya saat Krystal mengetuk jendela mobilnya. Ia melempar senyum pada Krystal dan membuka kaca jendela.
“Kau menjemputku?” tanya Krystal dingin
Dengan senyum yang mengembang, Minhyuk mengangguk. Krystal kemudian masuk ke mobil. Aneh sebenarnya bagi Minhyuk. Karena gadis itu dengan sendirinya bersedia dijemputnya tanpa perlu dipaksa atau apa.
“Kenapa?” ketus Krystal karena Minhyuk menatapnya cukup lama
“Tidak..hanya saja..tidak biasanya kau mau kujemput?”
“Ah jadi kau mau aku menolak? Oke.”
Krystal hampir membuka pintu mobil untuk keluar. Tapi Minhyuk dengan sigap menahan tangan Krystal.
“Kita langsung pulang?” tanya Minhyuk buru-buru
Krystal berusaha menyembunyikan senyumnya karena tingkah Minhyuk.
“Aku ingin ke toko buku. Ada yang harus kubeli.”
“Siap, tuan putri.” Jawab Minhyuk semangat
==================================================================================
“Hei.” Sapa Yonghwa saat melihat Seohyun sedang melihat-lihat buku bacaan
Seohyun menoleh. Ia sedikit terkejut karena kehadiran Yonghwa.
“Oppa? Sedang apa oppa disini?”
Yonghwa mengangkat buku di tangannya “Untuk tugas kuliah.” Jawabnya singkat
“Ooh..”
“Kau sendiri?”
“Hanya mencari buku bacaan.”
Yonghwa melirik buku yang dibawa Seohyun, kemudian beralih pada label di rak asal buku itu.
“Self improvement?” terlihat Yonghwa keheranan
“De. Bacaan ringan sebelum tidur.”
Sekali lagi Yonghwa melirik buku di tangan Seohyun, dari judulnya saja sudah bisa ditebak kalau itu bukanlah bacaan ringan seperti yang Seohyun bilang.
“Ringan?” tanya Yonghwa masih terheran
“Err..ya.. Apa ada yang salah?”
Yonghwa terkekeh “Tidak. Tentu tidak ada.”
“Oppa tertarik? Aku punya banyak koleksi di rumah. Lain kali aku pinjamkan pada oppa. Oppa pasti suka setelah membacanya.” Ujar Seohyun dengan semangat
“Eh? Ah..de. Tentu.”
Yonghwa hanya tersenyum bodoh. Ia sama sekali tidak suka membaca. Jika bukan karena tugas kuliah, tentu ia tidak akan pernah menyentuh buku sama sekali. Dan sekarang gadis polos di hadapannya menawarkan buku yang genre-nya saja baru ia ketahui sekarang. Buku yang Seohyun sebut sebagai bacaan ringan sebelum tidur, yang bagi Yonghwa lebih terlihat menakutkan dibanding buku mata kuliahnya.
“Atau oppa beli satu sekarang. Mm..kupilihkan ya.”
‘Kenapa kau punya mata seindah ini Seo Joohyun? Bagaimana aku bisa menolak jika kau menatapku begini?’
Semenit..
“Hmm..ini bagus. Oppa sebaiknya beli ini. Juga ini.”
Tiga menit..
“Buku ini dan ini juga bagus.”
Tujuh menit..
“Ah, yang ini juga menarik. Oppa pasti suka!”
Sepuluh menit..
“Ini oppa, buku ini benar-benar bagus! Oppa harus membacanya! Dan..ini juga!”
Lima belas menit..
“Oppaaa! Buku ini sangat sangat keren! Oppa harus membelinya!”
“Hooamm..” tanpa sadar Yonghwa menguap karena bosan, membuat Seohyun menoleh ke arahnya
“Omo!”
Seohyun terkejut saat melihat Yonghwa. Wajah lelaki itu bahkan tidak terlihat karena tumpukan buku yang dibawanya. Bahkan saat ia hendak membantunya membawa buku, Yonghwa sedikit oleng. Seohyun segera mengambil beberapa buku dari tangan Yonghwa.
“Yong oppa..maaf. Aku tidak sadar kalau sudah memilihkan buku sebanyak ini.” sesal Seohyun
Yonghwa memberi senyuman. Mana mungkin ia sanggup marah pada Seohyun. Sekalipun ia harus membawa setumpuk buku lagi, ia tetap rela.
“Kita pilih salah satu saja.” Ujar Seohyun memutuskan
Dua menit..
“Semuanya bagus..ah bagaimana ini?” bingung Seohyun sendiri
Lima menit..
“Antara ini atau ini.. Tidak tidak. Yang ini juga bagus..mana yang harus dipilih?”
Delapan menit..
“Baik kita beli yang ini saja.”
Yonghwa mengangguk senang. Akhirnya Seohyun selesai memilih. Ia sudah tidak tahan lagi berlama-lama di toko buku.
“Tapi ini dan ini juga sama menariknya.”
Seketika wajah Yonghwa kembali lesu
Dua belas menit..
“Kenapa semua buku ini menarik? Bagaimana ini..”
“Hooamm..”
Lagi-lagi Yonghwa menguap, ia benar-benar merasa bosan. Bedanya, kali ini Seohyun tidak menyadarinya. Hingga terpaksa Yonghwa bertindak.
“Aku rasa buku yang ini lebih bagus.” Pilih Yonghwa asal, hanya berdasar bahwa buku itu paling sedikit jumlah halamannya diantara buku yang lain
Seohyun berpikir sejenak “Mm..de.. Oppa beli yang ini saja.”
Yonghwa terlihat senang lagi. Akhirnya ia bisa segera pergi dari tempat membosankan itu, begitu pikirnya.
Saat menuju kasir, seseorang menghampirinya dengan tatapan tidak senang.
“Oppa sedang apa dengan gadis ini?” tanya gadis itu dengan nada dingin
Seohyun menautkan kedua alisnya. Tidak mengerti bagaimana bisa Yonghwa mengenal gadis menyebalkan di depannya.
“Krystal?”
“Yong oppa mengenalnya?” heran Seohyun
Yonghwa mengangguk “Hyun, ini adikku, Jung Krystal. Krystal, ini..”
“Jadi ini gadis yang oppa kencani?” tanya Krystal tidak percaya
“Oppa menyukai gadis ini??” tanya Krystal lagi
Yonghwa tidak tahu harus menjawab apa. Bukan karena ia tidak tentang perasaannya. Hanya saja ia belum mengutarakan isi hatinya itu pada Seohyun. Ia ingin mengungkapkannya sendiri nanti, bukan dengan cara seperti ini.
“Hyung? Kenapa bisa ada disini?”
Yonghwa menghela nafas lega saat melihat kedatangan Minhyuk yang ia anggap menyelamatkannya.
“Jadi Krystal datang bersamamu?” tanya Yonghwa mengalihkan topik
“De. Hyung dengan..nya?” tunjuk Minhyuk ke Seohyun
“Kau juga mengenalnya?!” kesal Krystal membuat Minhyuk kaget
“Dari sekian banyak gadis, kenapa harus gadis ini oppa?!” teriak Krystal lagi, kemudian berlalu meninggalkan toko buku
Minhyuk mengendikkan bahunya saat Yonghwa melempar tatapan ‘ada apa sebenarnya’ padanya. Ia kemudian menyusul Krystal tanpa berkata apa-apa lagi. Sementara Seohyun, berjalan ke kasir tanpa mempedulikan Yonghwa yang juga melempar tatapan ‘apa yang terjadi’ kepadanya.
Yonghwa melihat ke arah pintu keluar dan ke arah kasir bergantian. Ia benar-benar tidak mengerti apa yang baru saja terjadi.
“Hah..dasar perempuan.” Gerutunya sambil menyusul ke kasir
Seohyun melirik Yonghwa. Ia berniat meninggalkan Yonghwa, tapi tangan Yonghwa lebih cepat. Selagi mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya, Yonghwa menahan Seohyun.
“Ini masalah kalian. Jangan libatkan aku.” Kata Yonghwa tegas
Seohyun melepaskan pegangan Yonghwa setelah mereka keluar dari toko buku. Melipat kedua tangannya sendiri di depan perut dan membuang pandangan ke arah lain. Yonghwa tahu betul gadis itu tengah marah sekarang. Ia tertawa pelan.
Seohyun melirik kesal “Apa yang lucu?”
“Kalau kau melakukan ini..” Yonghwa melipat kedua tangannya seperti Seohyun
“..dan juga ini..” juga menirukan Seohyun yang menolengkan kepalanya
“..berarti kau sedang sangat kesal. Aku benar kan?”
Seohyun menurunkan kedua tangannya “Siapa bilang?”
“Hei..dari nada bicaramu bahkan aku bisa tahu kau sedang marah, Hyu~n”
“Tidak.” Elak Seohyun
Yonghwa tersenyum. Ia menyentuh kedua bahu Seohyun dan menatap kedua mata Seohyun.
“Krystal adikku. Aku tidak tahu apa yang terjadi di antara kalian, tapi kumohon, selesaikan baik-baik. Karena aku tidak mau dua gadis yang berharga bagiku saling membenci seperti ini.”
Seohyun berusaha mencerna perkataan Yonghwa. Gadis yang berharga? Lagi-lagi Yonghwa membuatnya menaruh harapan, begitu yang dipikirkan Seohyun.
“Hyun?”
Seohyun mengangguk. Meski ia tidak yakin bisa akur dengan adik Yonghwa.
“Anak pintar.” Canda Yonghwa sembari mengacak-acak puncak kepala Seohyun
==================================================================================
“Krystal-ah, aku baru tahu kalau kau sudah mengenal calon kakak iparmu.” Kata Minhyuk saat mobilnya sudah melaju
“Calon kakak ipar? Cih.”
“Kenapa? Kau tidak suka dengannya?”
Krystal tidak menjawab.
“Seohyun gadis yang baik. Yah..meski aku tidak begitu mengenalnya, tapi aku tahu ia baik. Ia bahkan berotak cemerlang. Kudengar ia selalu peringkat satu saat di bangku sekolah. Dan sekarang ia mmph..”
Krystal menutup mulut Minhyuk agar berhenti mengoceh. Ia tidak senang Minhyuk memuji gadis itu. Jika sekarang Krystal sedang kesal dengan Seohyun, berbeda dengan Minhyuk. Lelaki itu sedang tersenyum senang karena ‘bekapan’ tangan Krystal.
Minhyuk menghentikan mobilnya begitu mereka sampai di depan gerbang rumah Krystal.
“Kau tidak mau turun?” heran Minhyuk pada Krystal yang tidak beranjak dari mobilnya
“Aah..aku mengerti. Kau ingin aku membukakan pintu mobil untukmu?” lanjut Minhyuk karena tidak mendapat jawaban dari Krystal
Krystal melempar pandangan kesal pada Minhyuk.
“Kau masih merindukanku?”
Pletak!
Minhyuk mengusap kepalanya yang sedikit pusing karena pukulan dari Krystal setelah ia melontarkan pertanyaan itu.
“Lalu kenapa?”
Hening sampai lima menit kemudian Krystal angkat bicara.
“Kau bilang Seohun atau siapa lah itu..adalah gadis pintar.”
Minhyuk mengangguk “Yonghwa hyung beruntung kalau berhasil mendapatkannya. Cantik, anggun, ramah, pintar. Coba pikir, Krystal, lelaki mana yang tidak suka padanya? Kau harusnya senang kalau mendapat kakak ipar se…”
Minhyuk mengatupkan bibirnya begitu menyadari tatapan mengerikan dari mata Krystal. Gadis itu seolah telah bersiap mencincangnya karena kelepasan memuji Seohyun lagi. Krystal beralih pada tas sekolahnya. Ia mengaduk-aduk isi tasnya untuk mencari sesuatu. Krystal tersenyum licik saat menemukan secarik kertas dari dalam tasnya.
Srap.
Krystal menutupkan kertas itu ke wajah Minhyuk. Ia lantas membuka pintu mobil, keluar meninggalkan Minhyuk yang masih keheranan. Minhyuk lalu membuka selembar kertas itu.
“Ujian matematika?” Minhyuk mengerling tidak mengerti
Minhyuk terkekeh melihat huruf E tertulis besar dengan tinta merah di samping nama Krystal. “Kenapa Krystal memberiku kertas ujiannya? Astaga..bahkan nilainya lebih jelek dari nilai Jungshin.”
Tok tok
Krystal kembali mengetuk kaca mobil Minhyuk. Sambil menurunkan kacanya Minhyuk bertanya kenapa Krystal kembali. Krystal merebut kembali kertas ujian dari tangan Minhyuk.
“Aku tidak cantik, anggun, ramah, dan pintar. Jadi mulai sekarang berhentilah mengejarku. Pacari saja kekasih Yonghwa oppa.”
Pletak!
Krystal memukul kening Minhyuk sebelum kembali ke rumahnya. Minhyuk, dengan tampang bodoh memandang sosok Krystal sampai menutup pintu rumahnya.
“Barusan ia cemburu bukan?”
Minhyuk terkekeh sambil mengusap keningnya yang sedikit perih.
==================================================================================
“Aku berani bertaruh, anak ini bahkan tidak berani memegang pisau.” Ejek Nichkhun saat Taecyeon menyerahkan pisau untuk Minhyuk
Jungshin dan Jonghyun saling melempar pandangan. Bingung, tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk menolong Minhyuk. Begitu pula dengan Yonghwa, ia tengah berpikir keras. Mencari cara agar Minhyuk dapat terhindar dari perintah Taecyeon. Ya, Taecyeon menyuruh atau lebih tepatnya tengah menguji CN Blue. Dan yang beruntung malam ini adalah Kang Minhyuk. Minhyuk harus membunuh lelaki seusianya, yang kini tengah memeriksa mesin mobilnya yang (sengaja di-) rusak di tepi jalan.
“Kau tidak mau melakukannya, Kang Minhyuk? Ini yang kalian sebut ‘membuktikan pada kami’?”
Yonghwa menatap sinis pada Wooyoung. Ia tahu lelaki itu mengatakan hal tersebut karena sebuah alasan, menurunkan mental Minhyuk.
“Biar aku yang melakukannya.” Kata Yonghwa
“Kau ingin melindunginya? Kau tidak lupa bahwa kau bukan lagi ketua, bukan?” sindir Taecyeon
“Tentu aku mengingatnya, KETUA.” Jawab Yonghwa sedikit tersinggung
“Aku hanya ingin menunjukkan keahlianku. Lagipula, Minhyuk memiliki trauma masa kecil pada darah. Kalian tidak berharap melihatnya pingsan setelah membunuh bukan?” lanjut Yonghwa
Minhyuk mengernyitkan keningnya. Lagi-lagi tidak mengerti cerita apa yang tengah dikarang oleh Yonghwa. Begitu pula dengan Jungshin dan Jonghyun.
Taecyeon tersenyum angkuh “Fine, kau boleh melakukannya. Kita lihat sampai kapan kau bisa melindungi ketiga temanmu.”
Taecyeon memberikan pisau yang biasa ia gunakan untuk membunuh selama ini, tapi Yonghwa menolaknya. Yonghwa mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya. Sesuatu yang membuat kelompok Taecyeon, bahkan anggota CN Blue sendiri, terkejut saat melihatnya. Revolver. Yonghwa telah menyiapkannya. Ia mengendikkan revolver di tangannya, seolah meminta izin dari Taecyeon.
“Selama itu bisa membuatnya kehilangan nyawa, ya, kau boleh menggunakan apapun.” Jawab Taecyeon
Yonghwa memasang peluru ke dalam revolvernya sembari melihat ke arah Wooyoung. Jelas mereka sedang beradu pandang saat ini.
“Hyung.” Panggil Minhyuk, memecahkan adu pandang Yonghwa dan Wooyoung
Yonghwa kembali melihat ke revolvernya “De?”
“Hyung..yakin?” cemas Minhyuk, membuat Nichkhun tertawa menyepelekan
Yonghwa tidak memberikan jawaban. Ia sibuk mengusap revolvernya, menelusuri setiap lekuknya. seolah sedang bernegosiasi pada si senjata silver. Ia kemudian berjalan mendekati sang korban, sembari menurunkan hoodienya untuk menyembunyikan wajahnya. Dan tentu, Yonghwa menyembunyikan sejenak revolvernya di balik punggungnya.
“Ada yang bisa kubantu?” tanya Yonghwa pada lelaki itu
“Ah..de. Mesin mobilku..”
Bruk!
Tanpa aba-aba, tanpa suara letupan senjata, lelaki itu telah berbaring di aspal jalan. Darah mengucur dari bagian dadanya. Yonghwa menyipitkan matanya, memastikan rencananya berjalan sukses. Kemudian mengitarkan pandangan ke sekitar, mencari sosok yang ia perlukan untuk semakin memuluskan rencananya. Lalu tersenyum licik saat menemukan seseorang yang ia cari.
Junho, yang entah sejak kapan bersama yang lain berada di dekat Yonghwa, berlutut di dekat sang korban. Ia memeriksa denyut nadi dan nafasnya. Lalu mengangguk pada Taecyeon sembari tersenyum.
“Kerja bagus.” Puji Taeceyon pada Yonghwa
“Kerjakan sisanya.” Lanjutnya pada Junho
Junho mengeluarkan kaleng cat semprot yang persis dengan milik CN Blue. Ia memberi tanda silang pada kemeja korban. Kemudian, tanpa komando, Chansung masuk kedalam mobil korban bersama dengan Junho. Mereka melajukan mobil itu entah kemana.
Sementara Jonghyun, Jungshin, dan Minhyuk masih terpaku di tempatnya. Tidak percaya pada apa yang mereka saksikan barusan. Meskipun mereka tahu Yonghwa dapat menggunakan revolver, tapi baru kali ini mereka melihat Yonghwa menggunakannya untuk melukai orang lain. Tidak, bahkan membunuhnya. Dan ketua yang mereka hormati itu, melakukannya seolah tanpa beban. Yonghwa, tahu persis apa yang ada di pikiran mereka. Ia menarik Minhyuk untuk segera berjalan, tidak mau rencananya gagal jika terlalu lama disana. Jungshin dan Jonghyun kemudian mengikuti di belakang mereka.
==================================================================================
“Vic, tolong sterilkan Jalan Sanghunan. Setengah jam lagi polisi akan berpatroli di daerah ini.”
…….
“De, mereka telah beraksi.”
…….
“Tenang, aku sudah mengaturnya. Kujamin pihak rumah sakit akan tutup mulut.”
…….
“De, kujelaskan besok. Maaf merepotkanmu lagi.”
…….
“Terima kasih.”
Seunghyun melempar handphonenya ke jok penumpang di sampingnya. Ia kemudian melihat ke arah lelaki yang menjadi korban Yonghwa. Ia melajukan mobilnya , mendekat pada korban. Dengan sigap Seunghyun memindahkannya ke bangku belakang mobilnya. Seunghyun memicingkan matanya, sebelum menutup pintu mobil. Memperhatikan luka di dada lelaki itu.
“Yonghwa bahkan tahu teknik ini. Jelas..bukan seorang amatir.”
==================================================================================
Chansung dan Junho telah tiba di markas sebelum Taecyeon dan yang lainnya. Mereka telah berjaga di depan markas karena memang kali ini mereka yang bergilir. Sementara yang lain masuk ke dalam markas.
“Aku tidak pernah tahu kau bisa menggunakan senjata api, Jung Yonghwa.” Kata Wooyoung, kembali berusaha memancing amarah Yonghwa
Tapi tentu, Yonghwa tidak terlarut. Ia bukan tipe lelaki seperti Jonghyun ataupun Taecyeon. Ia hanya tersenyum menyeringai, tidak berminat menanggapi Wooyoung.
“Persis seperti Junho. Kau memiliki keahlian sama dengannya.”
Perkataan Taecyeon membuat Yonghwa tersentak. Jika memang Junho juga dapat menggunakan senjata api sepertinya, bukankah seharusnya Junho tahu teknik apa yang ia gunakan tadi. Tapi kenapa Junho bersikap wajar seolah tidak ada yang mencurigakan.
“Takut tersaingi, Jung Yonghwa?” tanya Wooyoung seolah dapat membaca pikiran Yonghwa
“Untuk apa? Seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu. Kau tidak cukup berguna disini bukan?” balasnya
“Hanya sekali kau berhasil membunuh, bukan berarti kau..”
“Jang Wooyoung, sesekali kau perlu belajar menutup mulutmu.” Potong Taecyeon
Yonghwa tersenyum licik. Menegaskan bahwa bagi Taecyeon dirinya kini selangkah di depan Wooyoung.
“Boleh kami pulang sekarang?” tanya Minhyuk tiba-tiba
Ketujuh lelaki di ruang sempit itu menoleh ke arah Minhyuk. Nichkhun, sekali lagi menertawakannya. Tapi Minhyuk tidak peduli. Ada yang lebih penting yang tengah dipikirkannya sekarang.
“Tentu. ‘Permainan’ kita malam ini berakhir. Kalian boleh pulang..”
“Ke rumah boneka kalian.” potong Nichkhun sambil terkekeh
Jonghyun mendengus. Berusaha menahan emosinya. Ia tidak suka lelaki pirang itu seenaknya mengatai CN Blue. Sebelum ia semakin emosi, ia segera berdiri menuju pintu markas. Disusul Yonghwa, Minhyuk, dan Jungshin.
“Jangan lupa minum susu kalian. Setidaknya itu akan membuat tubuh kalian sedikit berisi.” Lanjut Nichkhun
Jungshin dan Yonghwa menahan lengan Jonghyun, yang telah berbalik hendak memukul Nichkhun. Mereka berdua terpaksa menyeret Jonghyun karena tidak mau melihat Jonghyun babak belur di tangan Nichkhun. Dilihat dari postur, jelas Nichkhun lebih unggul dibanding Jonghyun. Begitu mereka berempat sampai di depan pintu, Yonghwa dan Jungshin melepaskan pegangannya pada Jonghyun.
“Jung Yonghwa.” panggil Junho
Teringat pada perkataan Taecyeon tadi, Yonghwa terdiam beberapa detik saat melihat Junho.
“De?”
Junho tersenyum kecil “Kerja bagus.”
Yonghwa mengernyit. Ia merasa Junho mengetahui sesuatu lebih dari kelima temannya.
“De, terima kasih.” Jawab Yonghwa lalu meninggalkan tempat itu, menyusul tiga sahabatnya
==================================================================================
Seunghyun memandang aneh pada empat sosok di hadapannya. Ia merasakan atmosfir tidak menyenangkan di antara CN Blue. Mereka bertemu lagi sesuai yang mereka janjikan. Namun kali ini tidak di kafe tempat Jonghyun bekerja, melainkan di rumah Seohyun. Mengingat Seohyun sedang di kampus, sehingga tidak ada yang perlu mereka cemaskan.
“Ada apa?” tanya Seunghyun pada Yonghwa
“Bukan masalah besar. Hanya salah paham.”
Jawaban Yonghwa tentu membuat Minhyuk, Jonghyun, dan Jungshin semakin tidak senang. Dari semalam mereka marah pada Yonghwa. Tentu karena tindakan Yonghwa yang mereka pikir telah menghilangkan nyawa seseorang. Faktanya, mereka tidak tahu yang sebenarnya.
“Aku lebih baik masuk penjara karena merusak perusahaan ayahku dibanding bebas tapi ikut membunuh.” Ucap Jungshin dengan sinis
Brak!
Jonghyun menggebrak meja dan bangkit berdiri
“Ini semua gara-gara kau, Choi Seunghyun! Kau membuat Yonghwa hyung melakukan perbuatan keji.” Timpal Jonghyun
“Untuk apa hyung menyelamatkanku dari perintah Taecyeon jika hyung sendiri akhirnya membunuh lelaki itu?” tambah Minhyuk kecewa
Seunghyun dan Yonghwa saling melempar pandang. Keduanya terkekeh kemudian.
“Kalian benar-benar polos.” Gumam Seunghyun setengah mengejek
“Duduklah.” Bujuk Yonghwa pada Jonghyun
“Yonghwa-ya..jadi kau belum menjelaskan pada mereka?”
Yonghwa menggeleng “Karena hari ini kita bertemu, jadi kupikir aku akan menjelaskannya sekarang. Lagipula..seingatku, tadi malam aku kembali dari markas sampai ke rumah sendirian. Sepertinya Jonghyun, Minhyuk, dan Jungshin lupa padaku.” Sindirnya
“Ah ya, hyung. Bagaimana keadaan lelaki itu?” tanya Yonghwa lagi
“Sudahlah Yonghwa. Kau tahu persis bagaimana keadaannya bukan? Sudah kuduga kau seorang penembak profesional.”
Jonghyun, Minhyuk, dan Jungshin mengernyit. Tidak paham pada apa yang sedang dibicarakan agen NIS dan ketua mereka.
“Jelaskan pada teman-temanmu. Sebelum mereka melaporkanmu ke polisi atas tuduhan pembunuhan.” Canda Seunghyun
“Ehm. Yang kalian lihat semalam, itu hanya bohong. Aku tidak benar-benar membunuh lelaki itu. Bagaimana menjelaskannya pada kalian..” Yonghwa berhenti sejenak untuk berpikir
“Mm.. Begini, aku menembak di ulu hati lelaki itu. Menyerempet rusuknya, dan mengenai sekitar daerah jantungnya. Ini salah satu teknik yang digunakan dalam kepolisian dan badan inteligen lain. Sekedar untuk melumpuhkan target. Jika tembakan tepat, maka target akan kehilangan detak jantung untuk beberapa saat setelah nafasnya terhenti. Kalau target ditolong kurang dari sepuluh menit, ia akan selamat. Karena itulah aku menarik kalian agar segera meninggalkan tempat itu. Agar Seunghyun hyung bisa menolong lelaki itu.”
“Beruntung kalian punya ketua seperti Yonghwa. Aku sendiri sempat terkejut pada keahliannya.” Puji Seunghyun
Yonghwa tertawa kecil. Ia mulai menyukai kakak sepupu Seohyun itu. Sepertinya tidak seburuk yang ia pikirkan selama ini.
“Jadi..hyung tidak benar-benar membunuh?” ragu Jungshin
“Ya! Kalau aku tega membunuh, sudah kubunuh orang tuaku sejak dulu.”
“Hyung, kau tahu aku hampir sakit jantung semalam!” Jonghyun meninju pelan lengan Yonghwa “Oh..jeongmal..”
“Hyuungg!” Minhyuk memeluk Yonghwa erat saking senangnya
“Ya! Kang Minhyuk lepaskan calon adik iparku. Kau membuatnya sulit bernafas.”
“Adik ipar siapa?” tanya seorang gadis dari balik pintu yang terbuka
Minhyuk melepaskan pelukannya dan menoleh pada gadis itu. Ia tersenyum lebar.
“Ah, kakak ipar!” canda Minhyuk dan Jungshin bersamaan
“Ia lebih muda dariku. Hyung, apa aku juga harus memanggilnya kakak ipar?” tambah Jonghyun ikut bercanda
Yonghwa menggeleng heran. Semenit lalu ketiga temannya itu masih menuduhnya pembunuh tapi sekarang tanpa dosa mereka meledek dirinya.
“Kalian..kenapa bisa disini?” bingung Seohyun saat menyadari kehadiran CN Blue
“Urusan lelaki.” Jawab Yonghwa singkat
“Sekarang urusan kita.” Lanjutnya sembari menarik tangan Seohyun keluar dari ruangan itu
“Eeeeiiiiii…” sorak Jonghyun, Minhyuk, dan Jungshin iri
==================================================================================
Yonghwa dan Seohyun mengobrol dan bercanda seperti biasanya. Jika dulu Seohyun merasa agak kikuk, sekarang tidak lagi. Lebih dari sekedar nyaman saat bersama Yonghwa.
“Hyun..tentang Krystal. Aku minta maaf untuknya.”
“Adik oppa sudah menceritakan pada opaa?”
“Tidak. Hanya saja aku merasa Krystal yang bersalah.”
“Oppa mengatakan ini karena oppa tidak enak padaku. Benar?”
Yonghwa mengajak Seohyun duduk di bangku taman sebelum menjawab pertanyaannya.
“Bukan. Aku tahu seperti apa sifat Krystal. Dingin, kasar, dan sedikit menyebalkan. Sejak orang tua kami bercerai, Krystal berubah seperti itu.”
Seohyun tertegun. Ia tidak pernah tahu kalau Yonghwa berasal dari keluarga broken home.
“Dulu, saat keluarga kami masih utuh, Krystal adalah gadis yang menyenangkan. Periang dan ramah. Tapi semuanya berubah begitu keluarga kami hancur. Dan sejak saat itu juga aku berkeliaran di malam hari bersama Minhyuk, Jungshin, dan Jonghyun. Aku dan bahkan Krystal, mungkin tahu kalau apa yang kami lakukan salah. Tapi kami hanya ingin melampiaskan perasaan kami.”
Seohyun meraih tangan Yonghwa dan menggenggamnya.
“Maaf oppa..”
Yonghwa tersenyum “Tidak, aku yang harusnya minta maaf karena menceritakan ini padamu.”
“Oppa boleh menceritakan apapun padaku mulai sekarang.” kata Seohyun sambil tersenyum
Yonghwa mengacak-acak rambut Seohyun seperti biasanya “Jadi..kau memaafkan Krystal?”
Seohyun berpikir sejenak namun kemudian tersenyum “Tentu. Krystal telah mengalami saat yang buruk. Aku tidak akan membuatnya bertambah sedih.”
“Ehm. Terima kasih, Seo Joohyun.”
“Ah tidak. Bukan apa-apa. Lagipula masalah kami juga bukan masalah besar. Sampaikan maafku padanya, oppa.”
Yonghwa memberikan anggukan. Ia kembali menatap kedua mata Seohyun.
“Tuhan tidak adil.” Kata Yonghwa dengan tampang tidak senang
“Eh? Maksud oppa?”
“Kenapa Tuhan memberimu mata yang begitu indah sedang gadis lain tidak?” jawab Yonghwa disusul tawa jahil
Sontak Seohyun mencubit lengan Yonghwa “Yo~ng!”
==================================================================================
Seunghyun meletakkan cangkir kopinya yang telah kosong. Ia menoleh ke meja kerja Victoria.
“Vic..” panggilnya
Victoria melirik sekilas dan kembali melihat ke layar komputernya “De?”
“Tentang lelaki yang menjadi ‘korban’ Yonghwa, kau tahu ia siapa?”
Victoria menggeleng tanpa beralih dari pekerjaannya. Sepertinya ia tengah berkonsentrasi dengan pekerjaannya.
“Kim Byung Hee, adik bungsu Kim Taesu. Hmm..kelompok Taecyeon tahu betul siapa target mereka.”
“Vic..” panggil Seunghyun karena Victoria tidak memberi respon
“Apa yang kau kerjakan sampai tidak menyahut begitu?” gerutu Seunghyun sambil menghampiri meja kerja Victoria
“Ah..kau masih mengerjakan kasus mafia narkoba ini. Kukira sudah selesai.”
Lagi, Victoria tidak membalas obrolan Seunghyun. Karena tidak ada yang bisa ia kerjakan, Seunghyun tidak beranjak dari posisinya. Tetap memperhatikan Victoria sambil sesekali melihat layar komputer Victoria.
“Wajah lelaki itu familiar..” gumam Seunghyun saat Victoria membuka file foto buronan kasus yang ditanganinya
“Kau pernah melihatnya?”
“Aah..kau baru mau menyahut sekarang.”
“Seunghyun-ah..”
Victoria melirik galak pada Seunghyun. Ia memang sering bersikap kelewat serius saat bekerja dan bisa berubah menjadi harimau jika ada yang mengganggunya. Seunghyun kembali melihat ke layar komputer, sedikit ngeri pada Victoria.
“Meski foto ini tidak jelas, tapi aku yakin beberapa kali pernah melihat lelaki ini.” tunjuk Seunghyun ke foto lelaki berambut cokelat tua
“Jika kau memperpendek rambutnya dan menggantinya dengan cat pirang..mm..juga menghilangkan jambang tipisnya ini, kurasa akan mirip dengan anggota kelompok Taecyeon.”
“Kau sedang tidak bercanda bukan?” selidik Victoria
“Tentu tidak. Aku serius, Vic. Tunggu sebentar.”
Seunghyun kembali ke meja kerjanya untuk mengambil berkas penyelidikannya, lalu membawanya ke hadapan Victoria.
“Ini data kelompok TAecyeon, berdasarkan keterangan Yonghwa dan yang lain. Memang tidak ada fotonya, tapi dengan ciri-ciri yang ada disini, kita bisa membuat sketsanya.”
Victoria mengangguk “Aku akan memanggil Changmin kalau begitu.”
“Ada apa denganku?” heran lelaki jangkung yang baru masuk ke ruangan Seunghyun dan Victoria
“Noona, ini data buronan yang..”
“Kita bahas nanti. Ada yang lebih penting.” Potong Victoria sambil duduk kembali
“Tolong sketsakan sesuai ciri-ciri di catatan Seunghyun ini.”
Changmin, agen NIS bagian identifikasi, tentu ahli dalam masalah pembuatan sketsa buron. Karena hubungan baiknya dengan Victoria, ia bersedia membantu pekerjaan Victoria.
“Hmm..sebenarnya ciri-ciri disini tidak terlalu rinci. Aku mengembangkannya sesuai imajinasiku. Tapi kurasa orang dengan wajah setampan ini tidak akan jadi penjahat.” Kata Changmin sambil menganalisa gambar jadinya
Seunghyun meraih kertas sketsa Changmin “Buat hidungnya sedikit lebih runcing lagi, aku yakin akan jadi mirip aslinya.”
Changmin menurut, dua menit kemudian sketsanya telah jadi setelah ia perbaiki.
“Perfect! Ini benar-benar mirip dengan yang kulihat. Mm..Nichkhun.”
Victoria meneliti sketsa yang dibuat Changmin “Nichkhun? Jadi ia menggunakan nama lain.”
“Kau benar Seunghyun, mereka mirip.” Kata Victoria lagi saat menjajarkan sketsa dari Changmin dengan foto di layar komputernya
“HK, inisal yang kudapatkan dari penyelidikanku dan dengan bantuan Changmin.” Lanjut Victoria lagi
“HK? Hmm..”
“Beritahu aku kalau kau mendapat informasi baru lagi, Seunghyun-ah. Dan Changmin, terima kasih sudah membantuku lagi.”
“Tentu, noona.”
“Tentu, Vic.”
Jawab Seunghyun dan Changmin bersamaan. Mereka bertiga tertawa kemudian.
==================================================================================
Jonghyun mengajak Yoona ke toko perhiasan di dekat tempat kerjanya. Hari ini ia mendapatkan gaji, dan Jonghyun ingin membelikan sesuatu untuk Yoona.
“Yoona-ya..lihat gelang ini.”
Yoona tersenyum “Cantik. Kau mau membelikannya untuk ibumu?”
Yoona menyadari kesalahannya saat raut wajah Jonghyun berubah tidak senang. Ia benar-benar lupa kalau hubungan Jonghyun dan ibunya sangat buruk.
“Maaf Jonghyun, aku..”
“Gelang ini akan terlihat cantik di tanganmu.” Potong Jonghyun, ia tidak mau mendengar tentang ibunya lagi
Yoona memaksakan senyumnya, ia merasa tidak enak pada Jonghyun.
“Atau kau mau yang lain? Cincin mungkin?”
“Eh? Aku?”
“Aku ingin membelikan sesuatu untukmu.”
“Untuk apa? Tidak usah Jonghyunnie. Aku..”
Jonghyun meraih tangan kiri Yoona dan menyentuh cincin berlian yang ia tahu sebagai cincin pertunangan Yoona dengan Jiwoon.
“Aku akan membelikan cincin yang jauh lebih mahal dari ini nanti. Tapi untuk sementara, maaf kalau aku hanya bisa membelikan cincin perak biasa.”
“Jonghyun, kau tidak perlu membelikan apa-apa untukku.”
“Melihatmu memakai cincin dari lelaki lain..kau pikir aku tidak cemburu?”
“Rr..aku..”
“Atau kau tidak mau memakai cincin pemberian kekasihmu?” tanya Jonghyun sambil kembali memperhatikan sederatan perhiasan di meja kaca
Yoona memasang tampang tidak mengerti “Kekasih?”
Tapi kemudian ia tersenyum sendiri. Ia menggamit lengan Jonghyun sambil ikut memperhatikan perhiasan di meja kaca. Jonghyun menoleh, lantas ikut tersenyum.
==================================================================================
Yoona tersenyum-senyum sendiri memandangi cincin di jari manisnya. Jonghyun, yang duduk di sebelah Yoona, lama-lama menjadi heran.
“Yoona-ya..apa kau begitu terkesima karena tidak pernah melihat cincin perak sebelumnya? Kau terbiasa dengan berlian?” canda Jonghyun
Otomatis Yoona memukul lengan Jonghyun. Tidak keras tentu, hanya Jonghyun sedikit mendramatisir hingga ia menjerit kesakitan.
“Apa aku memukulmu terlalu keras?” panik Yoona
“Tidak.” Jawab Jonghyun tanpa dosa
“Ck..dasar.” Yoona kembali memandangi cincinnya
“Yoona-ya..cepat makan makanannmu. Aku tidak mau kau melewatkan makan malammu lagi.”
Yoona tidak menyahut, ia justru semakin sibuk dengan cincin barunya. Hingga Jonghyun semakin gemas dan akhirnya menyuapkan makanan ke mulut Yoona.
“Itu hukuman kalau kau tidak menurut pada kekasihmu.” Jonghyun menunjukkan senyum kemenangan
Yoona berpura-pura kesal selagi ia mengunyah makanannya. Padahal yang ia rasakan sekarang adalah perasaan senang. Ia menyukai cara Jonghyun menunjukkan perhatiannya. Dan yang lebih membuat Yoona senang, karena sekali lagi Jonghyun menyatakan bahwa mereka adalah sepasang kekasih.
==================================================================================
Dari seberang restauran tempat Yoona dan Jonghyun menikmati makan malam, tepatnya di dalam toko penjual barang-barang antik, seorang gadis sedang memperhatikan mereka. Tempat duduk Yoona dan Jonghyun yang persis di samping kaca restauran, membuatnya bisa melihat dengan jelas apa yang mereka kerjakan.
“Aiishh..apa gadis itu tidak tahu lelaki macam apa kekasihnya itu?” sinisnya
“Seharusnya gadis itu tahu kalau kekasihnya adalah pembuat onar.” Imbuhnya
“Seharusnya kau tahu kalau mengintip orang itu tidak sopan, nona Kim Hyuna.”
“Mau apa kau?” ketus Hyuna pada lelaki yang tiba-tiba menasehatinya itu
Lelaki itu tidak menjawab. Ia berkeliling di dalam toko, melihat-lihat barang antik yang terpajang rapi.
“Ya! Siapa yang mengizinkanmu masuk?!”
Hyuna mendengus karena tidak mendapat respon “Ya! Lee Jungshin!”
“Ya! Kau harus sopan pada pelanggan.” Tegur pemilik toko pada Hyuna
“Tuan Lee, maafkan pelayan ini. Silahkan melihat-lihat, ia akan membantu Anda mencari barang yang Anda inginkan.”
Hyuna terlihat tidak terima, tapi mengingat ia membutuhkan pekerjaan ini, Hyuna akhirnya menurut.
“Anda mencari apa, Tuan Lee?” tanya Hyuna (terpaksa) sopan
“Mm..guci?” jawab Jungshin tidak yakin
“Disana. Silahkan ikut saya.”
Begitu berbalik badan, diam-diam Hyuna mengumpat. Sementara Jungshin melempar senyum pada pemilik toko.
“Terima kasih, paman.” Ucapnya sepelan mungkin
Pemilik toko itu membungkuk pada Jungshin. Lalu menggeleng heran saat Jungshin telah berada di belakang Hyuna.
“Anak muda jaman sekarang..” gumamnya
Tbc -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar