Senin, 28 November 2011

[ONESHOOT] Wedding Dress

Title : Wedding Dress
Author : Cute Pixie
Main Cast : Lee Tae Min, Yoon Ji Sun
Other Cast : Choi Min Ho, Kang So Jin
Length : Oneshoot
Rating : PG-15
Genre : Romance
======================================================
Kulihat pantulan bayanganku dicermin, terlihat sosok wanita berumur 24 tahun, berambut panjang sebahu. Rambutnya berwarna hitam kecoklatan, dan kini wanita itu sedang memakai gaun pengantin berwarna putih bersih, yang menggambarkan kepribadian wanita itu.
Gaun yang sama seperti setahun yang lalu….
Aku tersenyum-senyum sendiri melihat diriku yang kini berbalut gaun spesial itu. Gaun itu berbahu rendah, berhiaskan berlian ditengahnya, dengan payet yang sangat indah.
Sebentar lagi aku akan jadi pengantin, ucapku bangga sembari memperbaiki tatanan rambutku yang mulai berantakan.
Aku keluar dari ruang ganti dan disambut oleh seorang wanita paruh baya yang sudah lama menungguku diluar ruang ganti.
Ia terkejut melihatku yang tampak lain dengan gaun putih yang masih melekat di tubuhku.”Ji Sun-ah, kau cantik sekali… benar-benar cocok memakai gaun itu!”
Wajahku sontak memerah karena malu, lalu melirik diriku sendiri dari atas sampai bawah. “um.. bukankah tampak aneh?”
Aniyo..” Ia tersenyum.”Justru kau sangat pantas memakainya. Si pengantin pria pasti akan bangga memiliki gadis manis sepertimu,”
Tak lama kemudian pintu terketuk dan muncul sesosok pemuda di balik pintu. Ia terlihat letih, mungkin karena terburu-buru datang kesini.
Annyeong,” sapa pemuda itu ramah.”Apakah aku terlambat?”
Tenang saja, kau tak telat…” ucap wanita itu. “tapi mungkin si calon pengantinmu yang akan marah padamu, lihat saja wajahnya yang kusut itu.”
Pemuda itu tertawa sebentar, lalu menghampiriku.”Chagiya, kau marah padaku? Maaf, aku terlambat. Tadi di jalanan lagi macet. Padahal aku harus buru-buru kesini,”
Gwenchana…” ucapku tulus. Ia memelukku.
Aku membalas pelukannya.
Sudah.. sudah.. jangan sampai kalian membuatku iri!” ucap wanita itu pura-pura ngambek. Aku dan ia tertawa.
Setelah namja-chinguku itu selesai berganti pakaian dan memakai jasnya,Ia mengajak kami berdua disuatu tempat pemotretan, ruang itu dilapisi cat putih. Wanita yang baru beberapa hari lalu kukenal dengan nama Kang So Jin itu berprofesi sebagai fotografer pre-wedding. Ia yang bertugas mengambil gambar kami berdua yang seminggu lagi akan menikah.
Nah, letakkan tanganmu di pinggangnya,” ia menyuruh pemuda itu meletakkan tangannya di pinggangku.
Pemuda itu menurutinya.”Seperti ini?”
ah, aniyo…! kau ini bodoh sekali, sih…” Ia beranjak dari kameranya dan menghampiri kami. Ia memperbaiki posisi tangan namja-ku yang terlihat amat gugup dengan pengalaman pertamanya.”nah, seperti ini… kau harus memegangnya dengan penuh perasaan,”
Aku bisa melihat wajahnya yang memerah saking gugupnya, dan sepertinya perasaanku juga sama, aku juga sangat gugup, apalagi harus berpose seperti ini.
Tetap berpose seperti itu…” ia bersiap-siap memotret kami.
Aku berusaha menampilkan ekspresi terbaikku, sambil melirik kearah namja-ku yang perasannya campur aduk.
3..2..1…!”
Jepret!
Nah.. selesai,” ucapnya, lalu memperhatikan kami berdua.”Kalian ini benar-benar pasangan yang sangat serasi..”
Benarkah?” tanya pemuda itu. Ia menatapku, lalu membisikkan sesuatu di telingaku. “Ji Sun-ah, aku sangat beruntung bisa memilikimu…”
Aku terkejut mendengar kata-kata yang diucapkan pemuda itu. Seketika itu tubuhku langsung lemas, tak bisa berkata apa-apa lagi.Aku terdiam membisu, tak merespon sama sekali ucapannya. Tiba-tiba ingatanku memaksaku untuk memutar kembali memoriku tepat setahun yang lalu.
———————–flash back———————————-
aku sangat beruntung bisa memilikimu…”
Aku terdiam sejenak ketika pemuda itu membisikkan kata-kata itu di telingaku. Aku tersenyum geli, lalu menjitak kepalanya.”hentikan, Lee Tae Min,”
Lho? Kenapa? Kau kan yang memintaku mengucapkannya?” tanyanya polos. Ia masih memegangi kepalanya yang masih terasa nyeri akibat tinjuanku.
Aku tersenyum, lalu mencubit pipinya gemas. “Tapi aku hanya memintamu mengucapkan kata ‘saranghaeyo‘, bukan kalimat menjijikkan seperti tadi,”
Ia memasang tampang cemberut. Aigoo.. ia imut sekali >.< kadang aku sendiri bingung, kenapa aku mau menjalin hubungan spesial dengan pemuda bersifat kekanakan sepertinya?
Aku meneguk minumanku sejenak, lalu menatap mata makhluk yang ada didepanku itu.
Kau tahu, kenapa aku bisa membawamu kesini?” tanyanya.
Ne.. aku tahu,” ujarku. “Kau pasti punya gaji lebih, lalu kau membawaku dinner di restoran mahal seperti ini, karena selama ini kita tak pernah makan malam bersama di restoran mewah, begitu kan?”
Ah, aniyo.. bukan seperti itu,”
Lalu?”
Sudahlah, nanti kau akan tahu…” ia mengedipkan sebelah matanya.
Tak lama kemudian, salah satu pelayan restoran menghampiri meja kami dan meletakkan dessert dihadapan kami.
Ayo, cobalah.” ucap Taemin bersemangat, seolah-olah memaksaku memakan cake stroberi itu.
Aku menurutinya, lalu mencicipi kue itu sesendok. Sedetik kemudian aku merasakan ada benda aneh yang masuk kedalam mulutku, aku tersedak. Aku berusaha mengeluarkan benda itu dari mulutku, dan akhirnya benda itu berhasil keluar.
Aku menatap benda bersinar yang kini ada di genggamanku itu. “Cincin?”
Ia tersenyum manis, lalu mengangguk pelan. “Kau suka?”
Suka apanya? Aku hampir saja menelan cincin ini karena keisenganmu memasukkan benda ini kedalam makanan, kau tahu?!”
Taemin terlihat khawatir. “Mianhe…Padahal aku melakukan ini agar kau bisa memujiku… aku melihat adegan itu di film-film, dan menurutku itu sangat romantis dan aku ingin sekali melakukannya,”
Aku tertawa melihat ucapannya yang seperti anak kecil itu.”Tapi kan tidak dengan cara yang seperti itu.. kalau sampai aku mati karena perbuatanmu, apa kau mau tanggung jawab?”
Kalau kau mati, aku juga akan ikut bersamamu,” ucapnya tulus.
Ia mengambil cincin itu dari tanganku dan memasukkannya tepat di jari manisku. “Nah.. pas sekali…”
Agak kebesaran,” omelku. Cincin berwarna silver itu memang agak kelonggaran di jariku yang berukuran kecil.
Mianhae, chagiya. Lain kali aku akan merubah ukurannya. Tapi kau pakai itu saja dulu, ya?”
Ne…” ucapku akhirnya, masih menatap benda indah yang tersemat di jari manisku itu.
… diam sejenak …..
Hmm… chagiya,”
Ne?”
Taemin meraih tanganku. Jujur saja, ia tak pernah seperti ini sebelumnya. Ia menatap mataku serius. Aku berusaha untuk mengalihkan pandangannya, karena kurasa wajahku saat ini sudah berubah warna semerah tomat.
Aku.. aku ingin.. kita melangkah ke hubungan yang lebih jauh.”
Maksudmu?” tanyaku heran, aku meneguk segelas air agar bisa menyembunyikan rasa gugupku.
Ayo kita menikah!” ucapnya mantap.
Mwo?!” seketika aku menyemprot wajahnya dengan air dari mulutku. Aku tersedak.
Ia mengusap wajahnya yang tersiram air. “Waeyo? Apa kau tak mau menikah denganku?”
Aniyo.. bukan begitu maksudku..” aku berusaha menenangkannya. Ia terlihat sedih. “Aku.. aku justru sangat senang bisa menikah dengamu,”
Jinja?”
Ne…” ucapku tersipu.
Aku bisa melihat wajahnya yang kini cerah, ia memegang tanganku. “Gomawo, yeoja-ku. Aku merasa sangat bahagia hari ini…”
Aku tersenyum. Aku juga bisa merasakannya. Aku sangat bahagia akhirnya ia bisa melamarku.
***
2 minggu kemudian…
Aku menatap kotak besar berpita pink itu. Aku penasaran dengan isinya. Tadi pagi seorang pengantar barang datang ke rumahku dan memberiku kotak ini. Bahkan ia menolak saat kutanya siapa yang mengirimnya.
Aku membuka kotak itu perlahan. Aku terkejut saat menyadari benda yang ada didalamnya. Sebuah gaun pengantin. Gaun pengantin berwarna putih yang sangat indah. Bagian bahunya agak sedikit rendah, gaun itu tampak bersinar dengan berlian yang ditempelkan di sekeliling gaun itu.
Aku menarik gaun itu keluar dari kotak. Ada secarik kertas disitu. Aku meletakkan gaun itu dikasurku, aku takut membuatnya kusut.
Aku membaca kalimat yang tertera di kertas itu.
Gaun pengantin spesial untuk orang yang spesial. Hehe :)
Aku tersenyum membaca pesan itu. Kini aku tahu siapa yang mengirimkan gaun ini.
Aku meraih hpku dan memencet nomor orang yang mengirim benda ini.
Yoboseo..” suaranya terdengar dari seberang sana.
Ya! Taemin oppa, mengapa kau mengirimkan gaun ini?” tanyaku sambil melirik gaun itu.
Kenapa? Kau suka?”
Umm.. ne..” ucapku.
Aku masih kesal padanya. Ia akan pergi ke Jepang tepat seminggu sebelum pernikahan kami tiba. Sebenarnya aku tak ingin mengijinkannya pergi, tapi itu demi dia yang ingin sekali bertemu sahabat lamanya disana. Jadi terpaksa aku menurutinya.
Chagiya, kau lupa ya? Kita sudah janji ingin membuat foto pre-wedding, bukan?”
Aku menepuk kepalaku sendiri. Aku ini benar-benar lupa. “Mianhe, oppa. Aku lupa… ne.. aku akan kesana segera!”
Aku segera mengambil gaun putih itu,memasukkannya kedalam kotak, dan segera menuju tempat yang ia maksud.
****
Wooa.. kau benar-benar cantik, Ji Sun.” puji Taemin saat melihatku memakai gaun pemberiannya.
Aku tersenyum malu. Agak risih berpakaian seperti ini didepan orang yang kita sukai. Aku melirik pemuda berambut kecoklatan di depanku. Ia tampak tampan memakai jas putihnya. Dan jujur saja, ia tak terlihat seperti anak manis berumur 5 tahun lagi. Ia sekarang sudah terlihat seperti pria berumur 25 tahun.
Kau juga cocok memakai jas itu.” ucapku tulus.
Ia tersenyum,”Gomawo..”
Entah kenapa, aku sangat suka melihatnya tersenyum, dan aku ingin terus melihat senyumnya.Tak lama lagi namaku bukan lagi Yoon Ji Sun, tapi Lee Ji Sun.
Bisakah kita mulai pemotretannya?” tiba-tiba suara fotografer itu memecah lamunanku.
Ah, ne…” ujar Taemin.
Beberapa saat kemudian, fotografer itu menyuruh kami berpose layaknya sepasang pengantin. Jujur saja, aku tampak risih untuk melakukannya, apalagi saat orang itu menyuruh Taemin untuk mencium pipiku dan menahannya selama semenit.Ugh, rasanya jantungku ingin terhenti saat itu juga! >.<
Nah ini dia hasilnya.. bagus, bukan?”Tak lama, fotografer itu selesai mencetak foto itu dan memasangnya di pigura kaca.
Ia mengulurkan tangannya untuk memberiku pigura itu, aku dengan senang hati mengambilnya, tapi keseimbangan tanganku goyah.
Prang!
Pigura itu jatuh ke lantai. Alhasil benda itu pecah berkeping-keping.
Aku terkejut, begitu juga dengan Taemin.
Gwenchana, aku akan membereskannya…” ucap fotografer itu dengan rasa bersalah.
Aniyo.. tak usah, ini salahku. Aku saja yang membersihkannya,” kataku menunduk dan berusaha mengumpulkan pecahan kaca itu.
aku tak hati-hati sehingga jariku berdarah. Aku meringis, tapi aku tetap memungut pecahan itu. Taemin khawatir dan langsung menyuruhku untuk berhenti melakukan itu, tapi aku menolak. Aku tak tau kenapa, tapi hatiku hancur bersamaan saat melihat pigura itu jatuh. Air mataku mengalir, aku tak tahu penyebabnya.
Sudahlah, chagiya. Tinggalkan benda itu. Kita bisa menggantinya dengan pigura yang baru.Ini hanya masalah sepele…” Taemin berusaha menenangkanku. Ia memelukku.
Aku menangis dalam pelukannya, tangisku bukannya mereda, bahkan makin parah. Aku tak setuju dengan pendapatnya yang mengatakan ‘ini hanya masalah sepele’. Aku sama sekali tak menganggap masalah ini biasa.Aku takut pernikahanku akan hancur berkeping-keping seperti pecahan pigura itu.
Apa ini semua pertanda?
Apakah akan terjadi sesuatu yang buruk mengenai pernikahanku dan Taemin?
Aku masih bingung dengan semua ini.
***
Ini sudah seminggu sebelum pernikahanku berlangsung. Beberapa hari ini aku tak bisa tidur. Rasanya mataku sulit untuk terpejam. Aku terus saja memikirkan insiden pigura yang pecah itu.
Pagi tadi aku sudah mengantar Taemin ke bandara. Ia menitip pesan agar aku tetap menjaga kesehatanku sebelum hari itu tiba. Aku bingung, harusnya aku yang berkata seperti itu padanya. Ia juga bilang bahwa ia tak akan meninggalkanku, dan aku hanya tersenyum mendengarnya. Aneh, ia kan hanya pergi 3 hari saja.
Aku masih menatap foto yang diambil dua hari yang lalu. Aku dan Taemin nampak sangat bahagia memakai baju pengantin itu. Dan aku semakin sadar bahwa aku sangat menyukainya.
Beberapa menit kemudian aku beranjak dari tempat tidurku dan meletakkan pigura itu di samping ranjangku. Aku melangkah menuju ruang tengah dan mendapati ummaku tengah menonton TV. Aku memutuskan untuk duduk disampingnya sambil membaca majalah.
Aku membolak-balik halaman majalah itu bosan, lalu mengambil remote TV dan mengganti saluran berita.
Siang tadi, kecelakaan pesawat tujuan Seoul-Tokyo terjadi di Tokyo, ibukota Jepang. Pesawat meledak dikarenakan gagal saat akan melakukan landing. Di perkirakan korban tewas mencapai seluruh penumpang, dan tim kami masih mengevakuasi penumpang yang diperkirakan selamat…”
Ji Sun… kau lihat itu?” tanya Umma.
Aku masih terdiam tak percaya. Tak percaya dengan apa yang telah terjadi. Aku syok, kaget, terkejut, marah, dan ingin menangis. Ternyata benar firasatku tentang pigura yang pecah itu. Ini memang sudah takdir. Dan takdir itulah yang memisahkanku dengan Taemin.
============flashback end==================
aku sangat beruntung bisa memilikimu…”
Minho membisikkan kalimat itu di telingaku. Itu sudah yang kedua kalinya aku mendengar kalimat itu.
Aku tersenyum, lalu menatapnya. “Na do, oppa…”
Jinja?” tanyanya kegirangan. Ia memelukku.
Aku membalas pelukannya. “Ne…”
Minho oppa, bisakah kau menemaniku ke suatu tempat?” tanyaku agak ragu.
Ia menaikkan sebelah alisnya.“Memangnya ada apa?”
Aku ingin mengenalkanmu pada seseorang,” jawabku misterius.
***
Aku meletakkan mawar putih itu perlahan diatas gundukan tanah yang masih segar, padahal ini sudah setahun semenjak kepergiannya.
Aku melihat batu nisan itu, terukir jelas nama namja yang kusayangi. Ya, satu-satunya namja yang kusayangi didunia ini, bahkan melebihi Minho oppa.
Semoga kau tenang di alam sana, oppa…
Aku masih ingat, saat-saat bersamanya, wajahnya yang lugu, tingkahnya yang menggemaskan, dan aku sangat suka semua itu. Ia selalu membuatku bahagia, dan saat aku sedih ia yang selalu membangkitkan semangatku agar tak jatuh. Ia yang mengatakan bahwa jika orang yang kau sayangi itu sudah tiada, kau tak boleh terus menangisinya.
Saat ini aku tak menangisi kepergianmu, bahkan aku tak akan menangis…
Tiba-tiba setetes air mengalir di wajahku, dan aku berusaha untuk menahannya. Aku sudah berjanji tak ingin menangisinya.
Maafkan aku, oppa… aku tak bisa menepati janjiku. Calon istrimu yang pabbo ini terus-terusan menangisimu.
Dia.. calon suamimu?” tanya Minho dibelakangku. Ia menghampiriku dan berusaha menghiburku.
Ne…” aku mengangguk, lalu beranjak dari tempat itu bersama namja yang kelak akan menjadi pendampingku.
I’ll always love you, Taemin…..
====================FIN==============================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar